Jelang Puncak Kemarau, Kawasan Potensi Terjadi Kebakaran Hutan

Ilustrasi kebakaran hutan (istimewa)

MALANGVOICE – Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Batu, Ahmad Choirur Rochim menyebut ada sejumlah daerah di Kota Batu yang berpotensi mengalami kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau tahun ini.

“Ya, ada tiga potensi ancaman bencana yang dapat terjadi di Kota Batu. Kekeringan lahan pertanian, kebakaran lahan dan kekeringan, bahkan konflik sosial berebut air bersih,” ujarnya.

Ia menjelaskan untuk kekeringan lahan pertanian wilayah yang berpotensi adalah Pendem, Gunungsari, dan Bulukerto.

Sementara untuk Karhutla wilayah yang berpotensi adalah Taman Hutan Rakyat Raden Soeryo yang berada di Lereng Gunung Arjuno, Gunung Panderman, Gunung Butak, lahan warga dan hutan yang ada di wilayah KPH Pujon.

“Untuk Karhutla faktor penyebabnya ada tiga. Pertama karena aktivitas pendakian yang tak bertanggung jawab, masyarakat yang mencari nafkah di hutan dan tak menjaganya, serta faktor alam atau cuaca panas,” ungkapnya.

Sedangkan untuk konflik sosial, diungkap Rochim juga berpotensi terjadi. Yakni konflik rebutan air sesama petani, petani dengan warga untuk minum, dan warga dengan investor di bidang wisata atau properti.

Khusus untuk konflik sosial tersebut mengacu dari data BPBD Kota Batu beberapa tahun terakhir ada empat konflik sosial yang terjadi. Mengingat setiap musim kemarau ketersediaan debit air selalu menurun.

Untuk mewaspadai musim kemarau yang diperkirakan hingga bulan November tersebut, pihaknya akan mendirikan posko kesiapsiagaan bencana di tiga titik.

Di antaranya yakni Posko Punten sebagai pusat, Gunung Banyak, Gunung Panderman, dan Sumberbrantas. Serta inventarisasi peralatan dan selalu berkoordinasi dengan dinas terkait.

Persiapan tersebut penting dilakukan. Karena mengingat tahun 2015 terjadi el nino sehingga mengakibatkan bencana Karhutla di Tahura Raden Soeryo dan membakar lahan hingga 30 hektar.

Perlu diketahui, luas hutan di Kota Batu mencapai 11 ribu hektare dengan penagawasan 12 orang personel untuk KPH Pujon. Dan enam petugas dari Tahura Raden Soeryo.

Diberitakan sebelumnya, BMKG menyebut musim kemarau di Indonesia diprediksi jatuh hingga November mendatang.

Oleh sebab itu, masyarakat, pemerintah daerah, dan instansi terkait diminta waspada dan bersiap terhadap kemungkinan dampak musim kemarau seperti kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, serta ketersediaan air bersih. (Hmz/Ulm)