MALANGVOICE – Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Malamg menggelar Operasi Simpatik jelang momen perayaan Tahun Baru 2019, Jumat (28/12).
“Apalagi saat ini banyak beredar narkoba jenis baru yang harus diwaspadai warga. Oleh karena itu, operasi ini lebih bersifat operasi simpatik,” tutur Kepala BNN Kota Malang, AKBP Bambang Sugiharto.
Dalam upaya menegakkan peraturan dalam implementasi Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan Inpres No 6 th 2018 tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Perkusor Narkotika, Bambang mengaku pihaknya tak bisa bekerja sendirian.
“Upaya ini membutuhkan kerja sama dan peran aktif seluruh komponen masyarakat. Termasuk halnya dari unsur pemerintah, baik eksekutif dan legislatif, aparat penegak hukum serta jajaran samping. Tak akan berjalan efektif pula jika tanpa dukungan seluruh warga dari segala lapisan masyarakat,” katanya.
Menurut Bambang, dilakukannya operasi simpatik demi upaya pemberantasan peredaran narkoba juga sesuai dengan visi dan misi yang diusung Wali Kota Malang, Drs H Sutiaji untuk mewujudkan Malang sebagai Kota Bermartabat.
“Kami juga ingin terlibat aktif dalam upaya memberikan jaminan rasa aman dan nyaman kepada para orang tua yang anak-anaknya bersekolah atau kuliah di Kota Malang. Termasuk menjaga imej positif Kota Malang sebagai Kota Pendidikan yang bebas narkoba demi membentuk generasi muda harapan bangsa,” tukasnya.
Dalam opsgab kali ini, pihak legislatif juga ambil bagian. Mulai dari Ketua Dewan hingga para ketua komisi ikut serta.
“Ini semua demi upaya mewujudkan Kota Malang yang bersih dari narkoba dan minuman keras sebagai identitas Kota Bermatabat. Kami pun sepakat dengan arahan Bapak Walikota, sehingga kami sebagai mitra kerja eksekutif wajib mendukung program-program positif dari Pemkot Malang,” tegas Ketua DPRD Kota Malang, Bambang Heri Susanto.
Bahkan kini para legislator tengah menggodok rancangan Perda baru yang mengatur peredaran minuman beralkohol di Kota Malang.
Sementara itu, optimisme senada juga diusung segenap awak Badan Pelayanan Pajak Daerah (BP2D) yang terlibat aktif dalam opsgab.
Ibaratnya tak ada istilah ‘leha-leha’ dalam kamus OPD eks Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) itu, meski baru saja melampaui target dengan pencapaian lebih dari Rp 433 miliar alias 102 persen sebelum tutup buku 2018.
Kesempatan baik untuk bersinergi dalam operasi gabungan ini dimanfaatkan betul untuk melakukan razia pajak. Tim Pemeriksa BP2D yang beranggotakan unsur PPNS, para Kabid, Kasubid, Kepala UPT yang dipimpin langsung oleh Kepala BP2D, Ir H Ade Herawanto MT tampak sangat bersemangat.
Terhadap pelanggaran-pelanggaran yang ditemukan, langsung dilakukan tindakan tegas mulai sanksi ringan seperti teguran dan ditempeli stiker belum bayar pajak hingga peringatan keras berupa penyegelan.
“Hasilnya ada beberapa pengelola usaha yang dipanggil untuk dimintai keterangan guna melengkapi BAP. Juga bagi tempat usaha yang belum ikut program e-Tax alias pajak online maka diwajibkan untuk ikut dengan mengisi berita acara pernyataan kesanggupan menjadi Wajib Pajak terkait,” seru Kepala BP2D Kota Malang, Ir H Ade Herawanto MT.
Operasi gabungan yang diberangkatkan dari Kantor BNN Kota Malang pada pukul 22.00 WIB ini memberangkatkan puluhan personel dari unsur Kepolisian, TNI, Satpol PP serta merangkul lintas komunitas Aremania seperti d’Kross dan organisasi kemasyarakatan.
Tim mendatangi tempat-tempat hiburan termasuk cafe dan karaoke yang tersebar di wilayah Kota Malang, mulai dari kawasan Dieng, JA Suprapto hingga Soekarno-Hatta.
Tak sekadar memeriksa pembukuan para WP yang tergolong Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan serta Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan jenis pajak lainnya, dalam Opsgab ini pihak BNN juga mengadakan tes urine bagi para pengunjung tempat-tempat hiburan malam yang didatangi.
Sedangkan dari hasil tes urine yang dilakukan pihak BNN, mereka yang kedapatan positif mengkonsumsi narkoba bakal langsung diamankan petugas. Bagi kategori pemakai tetap dijunjung azas praduga sebagai korban sehingga diarahkan pada proses rehabilitasi. Namun untuk bandar yang tertangkap akan langsung diproses sesuai prosedur hukum yang berlaku.
Pria yang juga dikenal sebagai musisi, tokoh olahraga dan pemersatu lintas komunitas ini berharap Opsgab semacam ini bakal tetap menjadi agenda rutin, tanpa meninggalkan sinergitas yang sudah terjalin dengan baik.
“Tidak harus BP2D yang menginisiasi. Siapapun yang punya agenda operasi gabungan, kami akan mendukung penuh dan siap terlibat aktif di dalamnya,” lanjut Sam Ade d’Kross, yang juga tokoh Aremania.(Der/Aka)