Jasad Wanita Asal Muharto Ditemukan Tak Bernyawa di Sungai Brantas Kepanjen

Petugas saat mengevakuasi jenasah Korban di Sungai Brantas, Kepanjen. (Istimewa/PB PMI Kabupaten Malang)
Petugas saat mengevakuasi jenasah Korban di Sungai Brantas, Kepanjen. (Istimewa/PB PMI Kabupaten Malang)

MALANGVOICE – Jasad wanita asal Muharto, Kota Malang ditemukan dalam kondisi sudah tidak bernyawa di Sungai Brantas kawasan Semanding, Kepanjen, Senin (27/4).

Korban yang dinyatakan hanyut terbawa arus pada Minggu (26/4) tersebut diketahui bernama Sadani (52) warga Muharto, Kedung Kandang, Kota Malang.

Relawan Tagana Kabupaten Malang, Muhammad Sahrul Mustofa mengatakan, korban ditemukan terdampar di kawasan Semanding, Kepanjen.

“Berdasarkan informasi, korban merupakan warga Kota Malang, sesaat setelah mendapatkan laporan petugas gabungan langsung dikerahkan ke lokasi kejadian untuk mengevakuasi jenasah,” katanya.

Menurut Mustofa, korban ditemukan oleh salah satu warga sekitar yang hendak memancing ikan di Sungai Brantas tersebut. Melihat ada tubuh seorang wanita yang terdampar di bebatuan Sungai Brantas, saksi akhirnya melaporkan ke perangkat desa setempat, setelah memastikan jika korban sudah tidak bernyawa.

“Saksi sekitar pukul 16.00 WIB melihat korban terdampar di bebatuan sungai, saksi pun bergegas menghampiri tubuh wanita itu untuk memastikan, dan akhirnya melaporkan,” jelasnya.

Mendapat laporan tersebut, lanjut Mustofa, petugas gabungan dari Polsek dan Koramil Kepanjen, BPBD (Badan Penanggulangan Bencan Darrah), Penaggulangan Bencana (PB) PMI Kabupaten Malang, Tagana, serta para relawan dikerahkan ke lokasi kejadian.

”Usai dievakuasi jenasah langsung dibawa ke rumah duka, sebelumnya pihak keluarga yang mendapat kabar juga mendatangi lokasi kejadian dan menolak jika jenasah korban diotopsi,” terangnya.

Terpisah, Kasubsi PB PMI Kabupaten Malang, Mudji Utomo, menjelaskan, korban tersebut sebelumnya telah dikabarkan hanyut terbawa arus sungai disekitar rumahnya pada hari Minggu (26/4/2020).

”Informasinya, sebelum ditemukan hanyut, korban sempat meninggalkan rumah tanpa pamit pada Minggu (26/4) sekitar jam 04.30 WIB,” ucap pria yang akrab disapa Mbah Tomo.

Beberapa jam kemudian, salah satu tetangganya yang bernama Mulyono sempat mendengar suara korban meminta tolong. Merasa curiga, saksi akhirnya bergegas ke sumber suara dan sudah mendapati korban hanyut terbawa arus sungai.

”Dari keterangan beberapa saksi, tetangganya sebenarnya sudah sempat menolong korban. Tapi karena sungainya deras dan dalam, warga akhirnya tidak bisa menyelamatkan korban,” ulasannya.

Hingga Minggu (26/4) malam, keluarga beserta tetangga korban masih berupaya mencari keberadaan korban yang telah dikaruniai 3 orang cucu tersebut.

Akan tetapi, Senin (27/4) pagi, keberadaan korban belum juga ditemukan, dan pihak keluarga korban akhirnya melaporkan peristiwa tersebut ke Polsek Kedungkandang.

“Beberapa jam setelah menerima laporan, petugas gabungan mendapat informasi jika korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia, di sungai. Pihak keluarga menolak dilakukan otopsi, dan bersedia membuat surat pernyataan jika korban meninggal murni karena musibah,” tukasnya.(Der/Aka)