Januari 2016, Sekolah Perempuan Audiensi Soal Pendidikan Seks Dini

Salmah Safitri (fathul)

MALANGVOICE – Pendiri Sekolah Perempuan, Salmah Safitri, ingin pendidikan seks diajarkan sejak dini kepada siswa-siswi di sekolah resmi, sejak Taman Kanak-Kanak hingga mahasiswa.

Januari 2016 nanti, Salmah bersama Sekolah Perempuan akan beraudiensi dengan anggota Dewan dan eksekutif untuk membahas realisasi pendidikan seks sejak dini itu.

Menurut Salmah, persoalan serius yang harus diselesaikan saat ini adalah anak-anak yang terpapar konten fotografi dari gadget yang dipegangnya, termasuk dari game, film, internet, dan gambar-gambar lainnya.

“Saat ini begitu mudahnya anak kecil memperoleh akses ke dunia pornografi. Karenanya harus ada sex education, yang memberikan pengetahuan kepada siswa untuk memberikan anatomi atas tubuhnya dengan cara yang benar,” papar Salmah kepada MVoice.

Informasi-informasi yang salah terus beredar. Karena itu, pengambil kebijakan, dalam hal ini anggota Dewan dan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk secepatnya memasukkan kurikulum pendidikan seks ke siswa.

“Jangan dianggap pendidikan seks mengajarkan mereka pengetahuan terkait hubungan seksual, itu salah. Ini berkaitan dengan cara siswa mengetahui organ seksualnya dan menggunakannya dengan cara yang bertanggung jawab,” tambah Direktur Eksekutif Omah Munir ini.

Sayangnya, lanjut Salmah, ia kesulitan bertemu anggota DPRD Kota Batu. Selama ini bila ia datang langsung ke DPRD, mereka bilang sedang sibuk. Dan bila disurati, alasannya tidak ada waktu.

Anggota DPRD Kota Batu, Katarina Dian Nefiningtyas, menegaskan, pihaknya sangat setuju dengan pendidikan seks sejak dini. Karena itu ia menyambut baik bila ada pihak yang bisa memprakarsainya.

“Saya sudah bicara dengan Bu Salmah terkait itu, dan kami punya pandangan yang sama. Ini harus cepat dilakukan karena generasi kita akan menjadi penerus di masa mendatang,” tandasnya.