MALANGVOICE – Menteri Pertanian RI, Andi Amran Sulaiman, terpikat keunggulan benih jagung dan pupuk hasil penelitian Universitas Brawijaya (UB). Mentan pun menawarkan kontrak kerja sama kepada dosen peneliti, Jumat (25/5). Tawaran ini spontan membuat dosen peneliti itu terkejut.
Mentan sebelumnya meninjau pameran hasil-hasil penelitian Fakultas Pertanian di areal gedung Widyaloka UB. Kemudian dalam kuliah tamunya, menteri menyatakan tertarik pada salah satu produk yaitu, jagung ungu dan pupuk.
Jagung ungu merupakan produk hasil penelitian dosen Arifin Nur Sugiharto PhD. Arifin mengklaim jagung ungu banyak manfaatnya, terutama untuk kesehatan (pangan fungsional) karena mengandung antosianin. Sementara untuk pupuk, diklaim sudah teruji meningkatkan produksi padi 30 sampai 50 persen.
Untuk pengaplikasian kedua hasil penelitian tersebut, Mentan langsung meminta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur memfasilitasi penerapannya dalam skala yang lebih besar. Untuk jagung ungu, peneliti memberikan lahan seluas 100 hektare. Sedangkan untuk pupuk akan diterapkan di area lahan seluas 200 hektare.
“Kalau terbukti bisa sukses maka kita perluas lagi 1000 sampai 2000 hektare,” kata Amran.
Andi Amran menjelaskan, sinergi antar peneliti, pemerintah dan akademisi memang diperlukan. Alhasil, Mentan lebih suka bekerja sama langsung dengan peneliti saat melihat hasil penelitiannya.
Seusai kuliah tamu, Arifin mengaku terkejut dan tak menyangka Mentan langsung menyanggupi penerapan jagung ungunya. Selama ini, lanjut Arifin, jagung ungu yang dua teliti sejak 2009 ini masih ditanam di Batu dan Malang saja.(Der/Aka)