MALANGVOICE– Desa Tulungrejo yang berada di lereng Gunung Arjuno dianugerahi hamparan keindahan alam serta kesejukan udara khas pegunungan.
Hal tersebut memberi nilai lebih bagi desa yang masuk wilayah Kecamatan Bumiaji, Kota Batu itu. Apalagi di wilayah tersebut memiliki sejumlah daya tarik wisata yang berbasis potensi lokal. Mulai dari pertanian, alam, sejarah, religi, kuliner hingga kultural.
Semua elemen itu menyatu dan menjadikan Desa Tulungrejo terasa begitu unik. Potensi-potensi lokal juga turut dioptimalkan yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan desa wisata. Faktor tersebut berhasil mengantarkan Desa Tulungrejo menyabet penghargaan dalam ajang Responsible Tourism Awards (RT-Award) Southeast Asia (SEA) 2025.
Event tersebut merupakan sebuah kegiatan bergengsi bidang kepariwisataan dan lingkungan di tingkat Asia Tenggara. Penghargaan tersebut akan diserahkan kepada Desa Wisata Tulungrejo pada 18 Juni 2025 di Lyceum of the Philippines University-Cavite, Filipina.
RT-Award SEA 2025 diselenggarakan oleh International Centre for Responsible Tourism-Southeast Asia (ICRT-SEA). Lembaga ini bekerjasama dengan Responsible Borneo (REBORN). Penghargaan ini masih terus menyoroti kegiatan pariwisata yang transformatif, dengan fokus pada keberlanjutan dan kesejahteraan komunitas yang ada di dalamnya.
Desa Wisata Tulungrejo menjadi salah satu pemenang dari 23 destinasi yang ada di Asia Tenggara. Penghargaan ini merupakan pengakuan atas komitmen berkelanjutan Desa Tulungrejo dalam menjaga kelestarian alam dan melestarikan kearifan budaya lokal. Serta berkelanjutan masyarakat sebagai pelaku utama pembangunan pariwisata.
Ketua Forum Desa Wisata (Fordewi) Kota Batu, Mochamad Dadi mengapresiasi setinggi-tingginya atas raihan Desa Wisata Tulungrejo di ajang pariwisata tingkat Asia Tenggara untuk kategori Nature Positive.
“Fordewi Kota Batu mengapresiasi setinggi-tingginya dan menyampaikan selamat kepada Desa Wisata Tulungrejo yang telah memenangkan penghargaan tersebut,” tutur Dadi.
Sebagai salah satu lembaga yang bergerak dalam pengembangan desa wisata di Kota Batu, Fordewi merasa sangat bangga atas raihan ini. Sebab itu, Dadi berharap raihan ini dapat menjadi inspirasi bagi desa wisata lain yang ada di Kota Batu.
Dalam hal ini, Fordewi juga berterimakasih kepada Asisten Proyek Center for Responsible Borneo, Dr Hiram Ting dan pendamping dari akademisi UB, Edriana Pangestuti yang telah mendampingi Desa Wisata Tulungrejo hingga meraih penghargaan ini.
“Pendampingan akademisi sangat luar biasa. Mereka menganggap Desa Wisata Tulungrejo layak mengikuti lomba ini,” tuturnya.
Lebih lanjut, Dadi juga menjelaskan sejumlah faktor dinobatkannya Desa Wisata Tulungrejo sebagai peraih penghargaan tersebut, diantaranya seperti keberadaan Wisata Dusun Kuliner (WDK) yang saat ini jadi favorit.
“Di WDK desa wisata yang berkelanjutan benar-benar diterapkan. Keberlanjutan itu contohnya seperti menggandeng masyarakat sekitar, memberdayakan UMKM desa, serta ada kontribusi untuk desa,” urainya.
Selain WDK, Desa Wisata Tulungrejo juga cukup unik, banyak destinasi wisata didalamnya. Seperti wana wisata Coban Talun yang sudah mau bekerjasama untuk mengembangkan wisata di Desa Tulungrejo.
“Desa Wisata Tulungrejo juga memiliki sejumlah wisata unggulan lainnya, diantaranya seperti Petik Apel, Jep Adventure, Pure Giri Arjuna, Taman Rekreasi Selecta dan lainnya. Potensi wisata tersebut merupakan sebuah kesatuan. Meskipun dikelola secara pribadi, tapi bisa menyatu dan bekerjasama dengan desa, dengan modal utama lanskap alam dan kesejukan udara,” katanya.
Dengan raihan tersebut, Fordewi Kota Batu turut mengapresiasi Pemkot Batu dalam hal ini Dinas Pariwisata (Disparta) dan akademisi yang telah berperan aktif dalam pengembangan desa wisata. Dimana sudah ada banyak hal yang telah dikembangkan Disparta.
Meski begitu, pihaknya berharap kedepannya Disparta Kota Batu bisa lebih fokus lagi dalam hal pengembangan desa wisata. Dengan cara tersebut, Fordewi meyakini perkembangan wisata di Kota Batu bisa lebih terpacu.
“Artinya, di Kota Batu ini banyak desa wisata, tapi ada yang stagnan dan ada yang berkembang. Karena itu, kami berharap yang sudah berjalan ini dibranding sampai jadi. Fokus ke yang sudah ada, kami yakin akan lebih nampak hasilnya,” tutur Dadi.
Sementara itu, Kepala Disparta Kota Batu, Onny Ardianto turut mengapresiasi penghargaan tersebut, dia berharap capaian ini dapat menjadi contoh inspiratif bagi destinasi wisata Kota Batu untuk terus mengembangkan pariwisata yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Onny menuturkan, RT-Award SEA 2025 merupakan bagian dari penutupan International Conference on Responsible Tourism and Hospitality (ICRTH) 2025. Tujuan utama penghargaan ini adalah untuk mengidentifikasi, mengakui dan mempromosikan praktik terbaik dalam sektor pariwisata yang berkelanjutan di Asia Tenggara.
“Kategori penghargaannya mencakup berbagai aspek seperti adaptasi terhadap perubahan iklim, pengelolaan limbah, sumber daya lokal dan promosi perdamaian melalui pariwisata,” urainya.(der)