Insiden Paralayang Diduga Ada Kesalahan?

Ketua Paralayang Jatim Arif Eko Wahyudi dan Seksi Pembinaan Potensi Kedirgantaraan (Binpotdirga) Lanud Abdulrachman Saleh Mayor (Tek) Saifuddin Zuhri saat konferensi pers di RS Bhayangkara Hasta Brata Kota Batu, Senin (12/6). (Aziz Ramadani/MVOICE)
Ketua Paralayang Jatim Arif Eko Wahyudi dan Seksi Pembinaan Potensi Kedirgantaraan (Binpotdirga) Lanud Abdulrachman Saleh Mayor (Tek) Saifuddin Zuhri saat konferensi pers di RS Bhayangkara Hasta Brata Kota Batu, Senin (12/6). (Aziz Ramadani/MVOICE)

MALANGVOICE – Penyebab pasti jatuhnya Cherly Aurelya (20) atlet paralayang asal Kabupaten Jombang masih diinvestigasi. Dugaan sementara alumnus SMAN Ploso Jombang itu alami full stall atau kehilangan daya angkat.

Kondisi ini disebabkan kuat akibat korban tidak mengaitkan kunci pengaman. Persisnya strep pada kaki dan dada. Hal ini dibuktikan dari analisis video yang memperlihatkan beberapa menit setelah take off posisi tubuh korban yang berdiri. Korban lantas jatuh di ketinggian sekitar 100-150 meter ke area perbukitan.

“Analisis hasil video pengunjung yang kami dapat, saat take off posisi sempurna balik badan. Tidak ada yang salah. Baru setelahnya tersebut terlihat posisi parasut collapse sebelah kiri,” kata
Ketua Paralayang Jatim Arif Eko Wahyudi saat konferensi pers di RS Bhayangkara Hasta Brata Kota Batu.

Kondisi collapse, lanjut dia, juga dibenarkan pengawas yang ada di landing. Ini juga dipertegas penuturan instruktur senior yang mendampingi di take off Gunung Banyak melalui komunikasi HT (handy talkie).

“Untuk cuaca memang sedang bagus untuk penerbangan. Korban masih PL 1 (tingkat penerbangan novice) atau pelajar wajib didampingi senior di atasnya,” sambung dia.

Lalu apakah kondisi tersebut karena human error atau mechanical error, pihaknya belum dapat menyimpulkannya. Menurutnya masih akan ada investigasi mendalam.

“Apakah pengait lepas sebelum terbang atau saat terbang belum ada fakta kuat. Namun pengait memang penting agar tidak berpotensi melorot,” urainya.

Korban juga sudah dipastikan atlet aktif dan berpengalaman selama tiga tahun.

“Tentunya kami melakukan evaluasi agar tidak terjadi peristiwa serupa. Kami juga mengimbau para atlet tidak turun motivasinya,” tutup Arif.

Sementara itu, Seksi Pembinaan Potensi Kedirgantaraan (Binpotdirga) Lanud Abdulrachman Saleh Mayor (Tek) Saifuddin Zuhri menambahkan, Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) Jawa Timur yang menaungi olahraga kedirgantaraan paralayang sangat berduka atas peristiwa tersebut. Pihaknya berjanji akan mencari penyebabnya.

“Kami minta waktu untuk investigasi. Namun semoga dengan kejadian ini tidak mengucilkan keberadaan olahraga paralayang. Karena Juli nanti ada agenda internasional di Kota Batu yang diikuti 12 negara,” tutup pria juga Sekretaris Umum FASI Jatim ini.(Der/Aka)