Industri Sepak Bola Buka Peluang Karier Baru, ILeague Dorong Mahasiswa Siap Jadi Profesional

MALANGVOICE– Sepak bola kini bukan lagi sekadar olahraga, tapi telah menjelma menjadi industri besar dengan peluang karier yang luas. Pesan itu disampaikan Hanif Marjuni, Manager Corporate Share Value (CSV) ILeague, saat menjadi pembicara dalam seminar bertajuk “Sepak Bola sebagai Industri dan Peluang Profesi Baru” di Universitas Negeri Malang (UM).

“Sepak bola sudah menjadi industri global. Ia tidak hanya melahirkan pemain terkenal, tapi juga membuka banyak profesi baru, baik di tingkat lokal maupun internasional,” ujar Hanif di hadapan ratusan mahasiswa yang memenuhi aula kampus, Kamis (tanggal tidak disebutkan).

Anggun Yuliana, Karyawan BTPN Syariah Asal Batu Raih Hadiah Umrah

Hanif Marjuni, Manager Corporate Share Value (CSV) ILeague. (Deny/MVoice)

Seminar ini dirancang untuk membuka wawasan mahasiswa bahwa karier di sepak bola kini tak melulu soal menjadi pemain atau pelatih. Dunia bola modern melibatkan beragam profesi, dari bidang kesehatan, komunikasi, hingga bisnis.

Sebagai bukti nyata, ILeague menghadirkan empat kelas pelatihan praktis: Medical Officer, Media Officer, Marketing Officer, dan Local Organizing Committee (LOC). Setiap kelas menyasar mahasiswa dari latar belakang berbeda — seperti ekonomi, komunikasi, dan kedokteran — agar mereka bisa memahami posisi dan peran profesional di industri sepak bola.

“Kami ingin mahasiswa tahu bahwa mereka juga punya tempat di dunia sepak bola. Mahasiswa ekonomi bisa mendalami marketing, mahasiswa komunikasi bisa jadi media officer, sementara mahasiswa kedokteran bisa berkarier sebagai tenaga medis tim,” jelas Hanif.

Seminar di UM merupakan bagian dari rangkaian roadshow ILeague ke 16 kampus di Indonesia, termasuk UGM Yogyakarta, Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya, dan Universitas Pasundan di Bali. Menurut Hanif, pemilihan kampus dilakukan berdasarkan permintaan klub dan institusi sepak bola yang ingin memperkuat jaringan profesional di berbagai bidang.

“Permintaan yang tinggi menunjukkan bahwa kebutuhan tenaga profesional di industri sepak bola semakin besar,” tambahnya.

Hanif juga mengungkapkan, hasil survei ILeague tahun lalu menunjukkan perputaran uang di industri sepak bola Indonesia mencapai triliunan rupiah, membuka lapangan kerja baru di berbagai sektor — dari manajemen klub, media, marketing, hingga penyelenggaraan pertandingan.

Tak hanya perusahaan besar, UMKM pun turut menjadi bagian dari ekosistem ini. Mereka terlibat dalam penyediaan perlengkapan olahraga, merchandise, hingga konsumsi selama pertandingan.

Lebih jauh, Hanif menyoroti potensi ekspor tenaga profesional ke luar negeri seiring berkembangnya liga domestik dan kolaborasi dengan klub internasional. “Kesempatan bagi mahasiswa untuk bekerja di industri sepak bola, baik di dalam maupun luar negeri, kini terbuka lebar,” ujarnya.

Ke depan, ILeague berencana memperluas jangkauan programnya ke lebih banyak kota, termasuk Lampung, yang baru saja menggelar seminar perdana.

Dengan semakin banyaknya peluang karier yang terbuka, industri sepak bola kini menjadi salah satu sektor yang paling menjanjikan bagi generasi muda. Bukan hanya bagi mereka yang ingin menendang bola, tapi juga bagi yang ingin membangun masa depan lewat industri di balik sorotan stadion.(der)

Berita Terkini

Arikel Terkait