MALANGVOICE– Gerakan Malang Raya Sehat Jiwa resmi bertransformasi menjadi “Indonesia Sehat Jiwa”, Kamis (17/4), dalam peluncuran yang digelar di Gedung Malang Creative Center (MCC).
Transformasi ini menjadi langkah besar memperluas layanan dukungan kesehatan mental dari skala regional ke tingkat nasional, sekaligus menjawab tingginya permintaan bantuan dari luar Malang, bahkan luar negeri.
“Inisiatif ini lahir karena keprihatinan terhadap meningkatnya kasus bunuh diri. Kini saatnya kita perluas dampaknya,” kata Sofia Ambarini, pendiri sekaligus Ketua Indonesia Sehat Jiwa.
Cleaning Service RS UB Nekat Akhiri Hidup Jelang Pernikahan, Pihak RS Bungkam
Sejak beroperasi pada Desember 2023, gerakan ini menyediakan layanan gratis seperti konseling, crisis center, safe house, dan kerja sama dengan rumah sakit seperti RS UB dan RSJ Lawang. Kini, semua layanan tersebut akan menjangkau masyarakat Indonesia secara lebih luas.
Langkah awal Indonesia Sehat Jiwa dimulai dengan peluncuran Pojok Curhat, bekerja sama dengan LINKSOS dan MCC. Program ini menyediakan ruang aman untuk Gen Z dan penyandang disabilitas agar bisa berbagi dan mendapat dukungan mental tanpa biaya. Pojok Curhat akan hadir setiap Senin dan Kamis di MCC.
“Bunuh diri bukan akibat satu masalah, tapi tekanan bertumpuk yang tak tertangani. Maka layanan seperti ini jadi sangat penting dan harus didukung bersama,” ujar Ken Kerta, Founder LINKSOS.
Data WHO memperkirakan angka bunuh diri di Indonesia mencapai 24 per 100.000 jiwa. Namun, lemahnya pelaporan dan kuatnya stigma membuat banyak kasus tidak terdeteksi.
Lewat Indonesia Sehat Jiwa, Sofia berharap tercipta jembatan bantuan yang mudah diakses, inklusif, dan aman bagi seluruh masyarakat. “Kami ingin memastikan tidak ada lagi yang merasa sendiri saat butuh pertolongan,” tegasnya.(der)