MALANGVOICE – PT Selecta selaku manajemen Taman Rekreasi Selecta membukukan laba bersih tahun 2020 di bawah Rp1 miliar. Situasi ini menunjukkan lesunya industri pariwisata imbas pembatasan mobilitas masyarakat selama pandemi Covid-19.
Jauh berbeda ketika tahun 2019 lalu saat keadaan masih normal, PT Selecta mencatatkan pendapatan hingga Rp 80 miliar. Selisih potensi pendapatannya terpaut jauh. Dirut PT Selecta, Sujud Hariadi meyakini penurunannya cukup drastis berkisar 70 persen.
“Kunjungan di tahun 2019 tembus 1 juta lebih wisatawan. Lalu di tahun 2020 turun mencapai 486.000 wisatawan. Sedangkan tahun 2021 hingga bulan November masih berkisar 300 ribu wisatawan,” kata Sujud.
Turunnya pendapatan secara drastis ini berbuntut pula pada besaran dividen pemegang saham yang sejak 2019 lalu berstatus sebagai perusahaan terbuka. Tercatat ada 5.000 lembar saham yang diterbitkan kepada 1.110 pemegang saham PT Selecta. Sejak beralih menjadi perusahaan terbuka, per lembar sahamnya dilepas senilai Rp 800 ribu dari nilai semula Rp 400 ribu.
“Dividen per lembar sahamnya sebesar Rp 80 ribu. Sangat jauh, di tahun sebelumnya saat masa normal, per lembarnya hingga Rp 20 juta. Para pemilik saham juga memahami dan menerima. Begitu juga jajaran direksi tidak meminta tambahan modal ke pemilik saham dengan keadaan saat ini. Apalagi yang dalam RUPS pemilik yang datang hanya sekitar 76 persen,” papar Sujud usai menggelar RUPS di Hotel Arjuna (Kamis, 28/11).
Pihaknya juga sangat bersyukur, meski dalam keadaan pandemi PT Selecta tidak melakukan PHK karyawan dan masih mencatatkan keuntungan. Pihaknya berharap tahun depan keadaan pandemi ini bisa turun status menjadi endemi sehingga perekonomian kembali pulih.(der)