Ilham Habibie Prediksi 15 Tahun Lagi 300 Juta Warga Indonesia Naik Pesawat Terbang

MALANGVOICE – Indonesia adalah negara kepulauan dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta. Hampir 75 persen wilayah Indonesia adalah laut.

Tentu saja, ketersediaan alat transportasi terutama pesawat terbang kian dilirik dalam satu dekade terakhir.

Pakar penerbangan, Ilham Habibie memaparkan kondisi kebutuhan transportasi udara di Indonesia. Menurut putera sulung mantan Presiden RI, BJ Habibie ini, kebutuhan pesawat dapat dibandingkan dengan jumlah orang yang memerlukan jasa penerbangan di Tanah Air.

“Kalau kita lihat sekarang, tergantung dengan tahunnya kurang lebih di antara 70 dan 80 juta (orang) per tahun. Itu dalam 15 tahun yang lampau kita alami pertumbuhan minimal 15 persen per tahun, kadang hampir 20 persen,” katanya saat menjadi pembicara seminar di Universitas Ma Chung (7/7).

Menurut Doktor Ingenieur lulusan Technical University of Munich, Jerman tersebut, kebutuhan domestik terhadap pesawat dapat dibandingkan dengan negara yang mempunyai kemiripan dengan Indonesia. Terutama, melihat bagaimana negara itu menggunakan transportasi udara sebagai tulang punggung infrastruktur ataupun logistik mereka. Ilham mencontohkan Amerika Serikat.

“Contohnya Amerika Serikat. Ada kemiripan, dari besarnya. Amerika dari barat ke timur itu lebih kecil daripada Indonesia dari barat ke timur,” tambah Presiden Direktur PT ILTHABI Rekatama itu.

Apalagi, imbuh Ilham, secara diagonal Indonesia seperti Amerika Serikat. Jumlah penduduk mereka itu 320 juta, kita 250 juta.

“Ekonomi kita masih jauh di bawah mereka. Orang Amerika yang terbang kurang lebih tiga kali lipat dari jumlah penduduk hampir satu miliar. Kita 80 juta yang terbang, kita penduduknya 250 juta, jadi sepertiganya yang terbang,” paparnya

Ilham memprediksi, pada tahun 2030 nanti minimal ada 300 juta orang di Indonesia yang terbang dengan pesawat.

“Jadi ketergantungan kita akan pesawat daripada di AS lebih besar, karena geo struktur kita adalah kepulauan,” Ilham Habibie menandaskan.


Reporter: Anja Aronawa
Editor: Deny Rahmawan
Publisher: Yuliani Eka Indriastuti
spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait