MALANGVOICE – Kondisi Indonesia saat ini bisa dikatakan memprihatinkan. Bahkan jauh dari kata maju.
Hal ini dikatakan Ketua Umum DPP Perindo, Harry Tanoesoedibjo, saat pelantikan pengurus organ sayap Perindo, di kantor DPW Jatim, Jalan Raya Kertajaya Indah 104-106, Surabaya.
Menurut HT, sapaan akrabnya, pertumbuhan ekonomi di Indonesia masih 30 persen dari batas minimal syarat negara maju.
“Indonesia ini kasihan, dikocok terus,” jelas dia di hadapan ratusan kader Perindo se Jawa Timur, Kamis (20/10).
Dia menjelaskan, saat ini Indonesia terlalu cepat masuk pasar bebas dengan sistem kapitalisme.
Padahal, lanjut dia, perekonomian dan kemakmuran masih belum mapan. Hanya terpusat di beberapa kota besar.
“Padahal kita punya 514 kota besar, karena kemapanan nggak merata banyak yang pindah ke kota untuk kerja. Akhirnya semrawut lagi,” jelas dia.
Menurut HT, solusinya adalah membentuk negara dengan perekonomian sejahtera, bukan kapitalisme.
Dia mencontohkan perbedaan antara ekonomi kapitalisme dan kesejahteraan pada reklamasi Jakarta.
“Motivasi keuntungan tanpa melihat aspek lain. Tanah diuruk kemudian pembangunan, padahal kita bukan Singapura atau Dubai,” tegas dia.
Berbeda dengan perekonomian kesejahteraan yang fokus pada penataan.
“Mengatasi banjir, macet dan kemiskinan dengan penataan, bukan pembangunan. Kalau ekonomi kesejahteraan, yang mapan semakin mapan dan yang miskin beranjak sejahtera,” tegas dia.