MALANGVOICE- Gelombang penolakan pembangunan total Pasar Besar Malang muncul dari salah satu paguyuban Himpunan Pedagang Pasar Besar Malang (Hippama).
Beberapa pedagang yang tergabung dalam Hippama menyatakan penolakan pembangunan total pada Rabu (29/1).
Penolakan itu bertolak belakang dengan penandatanganan kesepakatan bersama pembagunan total Pasar Besar Malang yang dilakukan pada Selasa (28/1) kemarin.
Penandatanganan kesepakatan itu dilakukan perwakilan P3KM, Hippama, Diskopindag, serta DPRD Kota Malang.
Minta Ikut Serta Pembahasan Revitalisasi Pasar Besar, Pedagang Datangi Dewan
Wakil Ketua Hippama, Agus Priambodo, mengatakan, meski ada penolakan pembangunan total, namun tetap mendukung adanya renovasi Pasar Besar Malang (PBM).
Penolakan pembangunan total itu alasannya berdasar dari hasil kajian akademisi independen dari ITS Surabaya menyatakan Pasar Besar Kota Malang masih layak.
“Jadi uji forensik dari ITS itu menyatakan pasar ini masih layak dan hanya perlu pembenahan sedikit aja agar lebih baik,” ungkapnya.
Dalam aksi penolakan itu, Hippama juga menyatakan sikap. Pertama, membantah pernyataan Wakil Ketua Hippama yang mendukung pembangunan total Pasar Besar pada 29 Januari 2025. Sebab, yang bersangkutan sudah mengundurkan diri dan dipecat lantaran melakukan pelanggaran AD/ART Hippama.
Kemudian, Hippama solid dan konsisten bersama pedagang Pasar besar Malang menolak pembongkaran total dan mendukung renovasi. Terakhir, mereka akan melakukan langkah hukum atas segala pelanggaran yang mengatasnamakan Hippama.
Agus juga membantah pernyataan Kepala Diskopindag Kota Malang yang menyebut 85 persen pedagang Pasar Besar mendukung pembangunan total. Agus justru menyebut terbalik, ada 85 persen pedagang yang menolak.
Pihaknya menyampaikan bahwa Hippama juga telah menyurati Kementerian PU RI atas penolakan rencana pembangunan total Pasar Besar Kota Malang ini. Sebab, pihaknya menilai pasar ini masih layak dan hanya perlu renovasi atau perbaikan sebagian.
“Hippama ini memperjuangkan untuk perbaikan. Pasar ini sejak 2016 kebakaran tapi tak pernah ada perawatan,” tandasnya.(der)