MALANGVOICE – Isu putra daerah tidak berpengaruh signifikan terhadap masyarakat dalam menentukan pilihannya di Pilwali Batu mendatang.
Sejak awal, isu putra daerah atau biasa dikenal calon asli warga Batu mencuat. Untuk Paslon nomor 1 dan 4 memiliki latar belakang warga asli Kota Batu.
Sedangkan, Paslon nomor 2, hanya wakilnya, Punjul Santoso dan nomor 3 juga hanya wakilnya, Angga asli Batu. Sementara Dewanti asli Kota Malang dan Gus Din warga Kabupaten Malang.
Dari hasil survei Laboratorium Politik dan Rekayasa Kebijakan (Lapora) Fisip Universitas Brawijaya, hanya 3,6 persen responden memilih karena Paslon berlatar belakang putra daerah.
Sedangkan pertimbangan lain warga memilih karena faktor kemampuan memimpin, yakni 34 persen dan karena program atau visi misi 31,4 persen.
“Faktor pendorong lain, seperti seberapa besar paham akan tagline Paslon, 73 persen menjawab tidak mempertimbangkan taglinenya,” jelas Peneliti Lapora Fisip UB, Faza Dhora Nailufar, Jumat (20/1).
Baca juga: Elektabilitas Dewanti-Punjul Tinggi, Majid-Kasmuri Terendah
Baca juga: Lapora: Figur Kunci Utama Warga Tentukan Pilihan
Bahkan, responden tidak begitu mengetahui soal visi misi dan program Paslon. Sebanyak 67 persen mengaku tidak tahu visi misi dan 66 persen tidak mengetahui soal pogram.
Namun, tingkat partisipasi dalam Pilwali nanti diperkirakan cukup tinggi. Ada 93 persen menyatakan akan datang dan hanya 3 persen mengaku belum tahu.
Jika mengacu target KPU Kota Batu, pada Pilwali kali ini dipatok tingkat partisipasi sebesar 80 persen sekian.
“Jawaban responden normatif, sehingga sulit diprediksi. Selama ini, tidak ada satupun lembaga survei yang memprediksi tingkat partisipasi pemilih,” papar Peneliti Lapora lainnya, Wawan Sobari.