Hari Buruh, Massa Inginkan Kesejahteraan

May Day

Aliansi Rakyat Malang Bersatu saat demo di depan Mall Alun-Alun (Ramayana). (Lisdya Shelly)

MALANGVOICE – May Day atau hari Buruh Internasional pada 1 Mei lahir dari berbagai rentetan perjuangan kaum pekerja untuk meraih kendali ekonomi politik hak-hak mereka.

Seperti yang dilakukan forum Aliansi Rakyat Malang Bersatu yang turut menyuarakan aksinya dimulai dari depan Mall Alun-Alun (Ramayana) di Jalan Merdeka Timur lalu bergeser menuju depan Balai Kota Malang, Selasa (1/5).

Dalam aksinya, mereka menuntut salah satu di antaranya yakni hak-hak pekerja yang diatur dan dilindungi UU Ketenagakerjaan no 13 tahun 2003.

“Namun kita lihat hingga saat ini, hak yang seharusnya didapatkan buruh tidak diberikan pengusahanya,” tegas Humas Aliansi Rakyat Malang Bersatu, Rinda Nuryantika.

Aliansi Rakyat Malang Bersatu saat demo di depan Mall Alun-Alun (Ramayana). (Lisdya Shelly)

Rinda menambahkan bahwa pelanggaran yang dimaksudkan adalah masih maraknya sistem kontrak, lembur paksa tanpa dibayar, tidak diperlakukannya cuti haid, dan masih adanya tindakan pelecehan seksual di tempat kerja.

Dengan situasi ekonomi politik yang semakin tidak memihak terhadap rakyat, menurut Rinda, pihaknya akan turun langsung untuk memihak masyarakat yang dirasa sudah ditindas.

“Kami yang tergabung dalam forum ini mengutuk segala bentuk ketidakadilan dan mendesak seuruh elemen masyarakat untuk menghimpun dan menggalang kekuatan gerakan perlawanan rakyat,” pungkasnya.

Untuk itu, Rinda berharap agar bentuk ketidakadilan terhadap buruh akan segera terhapuskan demi kesejahteraan seluruh masyarakat. (Der/Ery)