Harga Sembako di Kota Batu Stabil, Tak Ada Penimbunan Stok

Kapolres Batu AKBP Catur C Wibowo sidak tinjau harga sembako di Pasar Besar Kota Batu (Achmad Sulchan An Nauri)

MALANGVOICE – Polres Batu, DPRD Kota Batu, dan Disperindag Kota Batu lakukan sidak harga di Pasar Besar Kota Batu. Sidak ini menindaklanjuti kebijakan Pemkot Batu berkomitmen tidak ada kelonjakan harga sembako saat libur natal dan tahun baru.

Kebijakan itu disampaikan oleh Walikota Batu, Dewanti Rumpoko yang mewanti-wanti agar tidak ada kenaikan harga sembako. “Saat nataru harga sembako nggak akan naik nanti akan asa sidak dengan Kapolres namun belim tahu harinya,” jelas Dewanti, Selasa (23/12).

Hari ini, Rabu (24/12) sidak itu dilakukan. Kapolres Batu AKBP Catur C Wibowo bersama Ketua DPRD Asmadi serta Kepala Disperindag Eko Suharsono mengelilingi Pasar Besar Kota Batu untuk meninjau stabilitas harga sembako.

Peninjauan itu berlangsung selama dua jam, sejak pukul 10.00 WIB hingga 12.00 WIB. Catur bertutur bahwa terdapat kenaikan harga namun masih tipis dan tidak mengganggu stock.

“Salah satu yang naik telur yang tipis saja dan tidak mengganggu stock sampai di tahun baru nanti,” tutur Catur. Secara keseluruhan, ia menilai harga sembako stabil dan stock terjaga untuk libur nataru ini.

Catur juga mengatakan bahwa tidak terjadi penimbunan dalam pantauannya kali ini. “Stock masih dapat terpantau maupun dikontrol dan masih dalam pengawasan kami,” tambahnya.

Jika terjadi penimbunan, ia mengatakan akan ditindak dengan tegas. Pihaknya sudah mengetahui ciri-ciri terjadinya penimbunan.

“Kalau ditimbun pasti harganya pasti akan melonjak dan tidak terkendali, itu indikatornya,” jelasnya. Saat ini pihaknya menilai harga masih stabil dan stock pun terjaga.

Sementara itu, Kepala Disperindag Kota Batu Suharsoni mengatakan bahwa kenaikan harga sembako di Kota Batu karena cuaca ekstrem. “Kenaikannya juga tipis dan masih terhitung stabil,” jelasnya.

Kenaikan harga sembako antara lain ialah telur dari Rp 23 ribu per kilo menjadi Rp 26 ribu. Juga cabai rawit dari Rp 40 ribu per kilo menjadi Rp 46.000.

Eko menjelaskan bahwa kenaikan harga ini masih dalam kewajaran. “Tidak ada kelonjakan yang artinya tidak ada penimbunan,” tandasnya.(der)