Harga Minyak Goreng Meroket, Pemkot Malang Masih Berencana Bertindak

Pedagang Sembako di Pasar Klojen, (Bagus/Mvoice).

MALANGVOICE – Hampir sebulan terakhir harga minyak goreng mengalami kenaikan, sementara Pemerintah Kota Malang masih tahap berencana melakukan sesuatu.

Amanah (55) mengaku warga Danau Sentani, mengatakan, kenaikan harga minyak goreng membuatnya harus menahan diri dengan mengurangi konsumsi masakan gorengan.

“Paling-paling cuma tahu tempe goreng. Itupun cuma sedikit. Saya lebih sering memasak serba rebusan. Pokoknya yang diolah tanpa minyak gorenglah,” ujarnya saat ditemui di Pasar Sawojajar.

Hampir senada disampaikan penjual gorengan, Mbak Tinah (32). Dia mengaku sedikit mengurangi ukuran bahan-bahan yang digoreng.

“Gak mungkin harga saya naikkan. Ya terpaksa ukurannya dikecilkan dikit. Cek nutut modale pak,” katanya.

Salah satu pedagang sembako di Pasar Klojen, Kota Malang, Ratna, mengakui minyak goreng kemasan memang mengalami kenaikan.

Ukuran dua liter minyak goreng yang biasa berkisar Rp25 ribu hingga Rp26 ribu, saat ini mencapai Rp35 ribu.

“Per liternya saja Rp17.500,” ujarnya saat ditemui Mvoice, Kamis (11/11).

Dengan kenaikan harga minyak goreng ini, kini Ratna memilih mengurangi jumlah stok supaya tidak rugi saat harga tiba-tiba berubah turun.

“Jadi saya ngambil minyaknya gak banyak-banyak, karena takut nanti harganya mendadak jadi murah kan susah,” terangnya.

Ia pun mengaku tidak mengetahui penyebab harga minyak goreng bisa naik drastis.

“Saya gak paham, tau-tau naik aja. Yang jelas meski harga naik, cari stoknya gak sulit sih,” kata dia.

Terpisah, Kabid Perdagangan Diskopindag Kota Malang, Sapto Wibowo, menyampaikan memang ada peningkatan harga minyak goreng.

Peningkatan itu terjadi karena bahan dasar minyak di pasar dunia naik. Meski begitu ia memastikan untuk minyak goreng di Kota Malang tidak langka.

“Memang bahan dasar minyak di pasar dunia naik, tapi minyak goreng kemasan tidak langka,” terangnya.

Melihat kenaikan harga minyak goreng tersebut, pihak Diskopindag Kota Malang berencana melakukan survei lapangan untuk memastikan stok dan harga di pasar maupun distributor tetap aman.

“Kita lihat situasi dan kondisi di lapangan dulu, apakah barang itu kita temukan di tempat-tempat distributornya masih banyak atau tidak. Nanti kita koordinasi dulu sama satgas nantinya,” tandasnya.