Harga Minyak Goreng Melejit, Produsen Kripik Tempe Sanan Menjerit

Salah satu produsen keripik tempe, (Bagus/Mvoice).

MALANGVOICE – Sejak sebulan terakhir harga minyak goreng di Kota Malang melejit alias melambung tinggi.

Pedagang yang kesehariannya bergantung pada minyak goreng seperti penjual gorengan hingga produsen kripik tempe harus berfikir keras untuk menyiasati kenaikan harga tersebut.

Ketua Paguyuban Kripik Tempe Sanan, Kota Malang, Arif Sofyan Hadi mengatakan, langkah menyiasati kenaikan harga minyak goreng itu dengan mengurangi isi tiap kemasan.

“Jadi sementara ini karena harga minyak yang seperti emas, kita kurangi isi kemasannya. Biasanya isi 10 kita kurangi jadi 9,l. Atau kalau tidak, kita isi dengan yang hancur-hancur sedikit untuk merapatkan,” ujarnya, Jumat (12/11).

Arif pun mengaku tidak berani menaikkan harga kripik tempe karena takut menurunnya jumlah pembelian. Apalagi berada di masa Pandemi Covid-19 produksi kripik tempe mengalami penurunan dibandingkan sebelumnya.

“Kalau naikkan harga belum bisa karena minyak goreng saja yang naik. Otomatis ya tetap bertahan,” terangnya.

Lanjut Arif, selain terdampak harga minyak goreng yang melambung tinggi, banjir yang terjadi di Kota Malang beberapa waktu lalu turut mempengaruhi produksi kripik tempe Sanan.

“Karena sasaran konsumen kita kan banyak di pariwisata, sedangkan wisata di beberapa kampung tematik kemarin terkena musibah banjir longsor. Ya mau gimana lagi,” kata dia pasrah.

Dari situ, Arif berharap harga minyak goreng bisa kembali menurun, sehingga produsen kripik tempe Sanan bisa sedikit bernafas lega di masa pandemi kali ini.

“Tentu ini harapan IKM semua, ya pasti ingin harga minyak goreng normal lah,” tandasnya.(end)