Harga Kedelai Melonjak, Pengerajin Tempe Tetap Jaga Kualitas

Agus Rohman, Pengerajin Tempe Desa Beji, Kota Batu (Achmad Sulchan An Nauri)

MALANGVOICE – Akibat meroketnya harga kedelai, pengerajin tempe perkecil hasil produknya. Hal ini dilakukan agar tidak menaikkan harga tempe di pasaran.

Seperti yang dilakukan oleh Agus Rohman, produsen tempe di Dusun Krajan, Desa Beji, Kota Batu. Ia melakukan penyiasatan ini sudah satu bulan sejak harga kedelai mengalami kenaikan, yakni dari Rp 6700 menjadi Rp 9100 per kilogram.

Dengan mengecilkan ukuran tempe ia tetap bisa menjual tempenya pada angka Rp 2000. Sebelum harga kedelai melonjak, satu tempe dapat dipotong menjadi lima bagian kalau sekarang hanya empat saja.

“Pengrajin tempe seperti saya menjaga kualitas rasa. Maka dari itu harganya tetap, kecuali ukurannya saja yang berubah,” ungkapnya.

Kenaikan harga kedelai ini disusul dengan biaya ongkos produksi tempe yang ikut membengkak. Sehingga penurunan laba menjadi imbas yang tak dapat dihindari.

Biasanya, per 2 kuintal kedelai bisa mendapat Rp 500 ribu, kini turun antara Rp 200 ribu hingga Rp 300 ribu. Untuk meminimalisir ongkos produksi, dirinya mengurangi bahan baku.

“Biasanya dalam sehari, saya bisa memproduksi 2,5 kuintal, sekarang saya harus menurunkan keperluan bahan baku menjadi 2 kuintal kedelai,” jelasnya.

Ia mengungkapkan bahwa yang parah sebulanan ini dengan jumlah produksi terganggu, biasanya 2.5 kuintal, sekarang 2 Kuintal. Ia sengaja mengurangi agar sesuai dengan tuntutan pasar sehingga tetap bisa berjalan.

Selama ini, dia mengambil kedelai yang diimpor dari luar negeri. Kedelai itu turun di Surabaya, lalu dilanjutkan ke Pandaan sebelum dikirim ke Kota Batu. Sekali datang, ada 8 ton kedelai yang dibawa oleh satu kendaraan truk.

“Truk datang setiap lima hari sekali,” ujar lelaki yang sudah memulai usaha sejak 1997 ini. Agus mendistribusikan produknya ke Pujon, Ngantang, Karangploso dan sebagian kecil Wilayah Dau.

Ia berharap, kondisi seperti saat ini segera berlalu dan kembali normal. Pasalnya, para pengusaha tempe juga harus berjibaku dengan kondisi pandemi Covid-19. “Walaupun terdampak corona, kami upayakan tetap jalan walaupun tidak lancar,” kata Agus.(der)