MALANGVOICE – Cabai kecil saat ini sudah menyentuh harga hingga Rp 100 ribu per kilogramnya.
Namun meski begitu, rasa sambal di salah satu tempat makan Jalan Raya Dermo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang tetap pedas.
“Cabai memang mahal tapi kami tetap sesuai dengan tagline ‘wani lombok piro’. Jadi berapapun jumlah lombok yang pelanggan minta tetap kami berikan,” kata penanggung jawab Omah Mangan D-Rozz, Afid Susanto kepada MVoice, Sabtu (7/1).
Afid menjelaskan, meskipun harga cabai mahal namun dia mengaku masih mendapatkan laba.
Padahal, lanjut dia, ada pelanggan yang meminta hingga 40 buah cabai kecil untuk satu porsi.
“Istilahnya nggendong indit. Harga cabai mahal tapi jumlah pelanggan betambah. Sehingga tetap laba,” imbuh dia.
Sehari, lanjut dia, dibutuhkan sekitar tiga kilogram cabai kecil untuk sekitar 300 pelanggan.
“Walaupun satu kilogram harga cabai menyentuh Rp 150 ribu tetap kami beli. Daripada murah tapi tidak ada barang,” imbuh dia.
Afid mengaku tidak ada cara khusus untuk menyiasati harga cabai yang mahal ini.
“Kami tidak bisa nyetok cabai, karena sambal kami dibuat mendadak saat ada pesanan,” tegas dia.