Harga Bahan Pangan Bergejolak, DPKP Jatim Gelar GPM di Kota Batu

DPKP Pemprov Jatim menyelenggarakan gelar pangan murah (GPM) di Kecamatan Junrejo, Kota Batu. (MG1/Malangvoice)

MALANGVOICE – Tingkat konsumsi masyarakat terhadap sejumlah komoditi pangan selalu melambung sepanjang bulan puasa hingga lebaran nanti.

Sebagaimana hukum ekonomi, naiknya permintaan disertai konsekuensi yang mengakibatkan harga pangan bergejolak.

Upaya intervensi pun dilakukan pemerintah untuk menstabilkan harga kebutuhan pangan, salah satunya dengan menggelar pangan murah (GPM) melalui operasi pasar murah.

Kegiatan ini diselenggarakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Pemprov Jatim di Kecamatan Junrejo, Kota Batu (Kamis, 7/4).

Kasi Distribusi dan Penganekaragaman Pangan DPKP, Jatmiko Prasetya mengatakan, sebelum digelar di Kota Batu, GPM diawali dari Kabupaten Kediri dan Kabupaten Jember.

Upaya pengendalian harga dari pemerintah itu akan terus dilakukan di beberapa daerah.

“Setelah Kota Batu, akan berlanjut di Bojonegoro, Nganjuk, hingga Lamongan. Akan terus dilakukan berjenjang sampai setelah bulan puasa,” kata Jatmiko saat menghadiri GPM di Kecamatan Junrejo, Kota Batu (Kamis, 7/4).

Bahan-bahan pokok pangan untuk pelaksanaan GPM didapat dari beberapa pihak. Seperti minyak goreng didapat dari PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI), perusahaan BUMN yang bergerak di bidang pangan, perdagangan dan distribusi. Berikutnya, kebutuhan telur diperoleh dari PT Prima Freshmart.

“Kami menggandeng beberapa pihak untuk memenuhi stok, termasuk Bulog. Dari kami (DPKP), menyediakan bawang merah, bawang putih, gula juga minyak goreng selain dipasok PT RNI,” terang dia.

Jatmiko mengatakan, bahan-bahan pokok yang dijual selama GPM dibanderol dengan harga dasar dari produsen. Hal ini agar masyarakat dapat menjangkau kebutuhan di tengah gejolak harga pangan. Untuk menciptakan harga yang terjangkau, pihaknya memangkas biaya distribusi.

Alur distribusi ini yang mempengaruhi lonjakan harga. Sehingga biaya distribusi disubsidi DPKP Pemprov Jatim.

“Seperti telur dijual Rp21 ribu per kilogram, harga dari peternak. Minyak goreng dijual Rp19 ribu per liter dari RNI. Jadi rantai distribusinya kami pangkas,” ujar dia.(end)