Hadiri Kegiatan AUSI, Nanda Disambati Minimnya Ruang Apresiasi Kreatif

Kota Malang Memilih Pemimpin

Ya'qud Ananda Gudban menghadiri pemberangkatan peserta pelatihan wirausaha muda dan mandiri. (Istimewa)
Ya'qud Ananda Gudban menghadiri pemberangkatan peserta pelatihan wirausaha muda dan mandiri. (Istimewa)

MALANGVOICE – Ya’qud Ananda Gudban menghadiri tasyakuran pemberangkatan peserta pelatihan wirausaha muda dan mandiri, Asosiasi UMKM Samudra Indonesia atau AUSI. Sebanyak 20 peserta bakal mendapatkan pelatihan.

Mereka nantinya akan dilepas selama 21 hari ke Universitas Prasetya Mulya Jakarta untuk melakukan pelatihan dasar wirausaha standar. Lila Aldina selaku Ketua AUSI mengatakan, program ini merupakan bekal untuk calon wirausahawan dalam memajukan perekonomian di Kota Malang.

Selain itu, pemberangkatan mereka ke Jakarta merupakan bagian dari visi AUSI yang meliputi penumbuhan, pendampingan, dan peningkatan. “Dengan begitu, mereka bisa menyerap ilmu lalu mengaplikasikan ilmu dari sana untuk mengembangkan Kota Malang ini,” imbuh Lila, sapaan akrabnya.

Sementara itu, Aang Kurniawan, Sekjen AUSI, mengeluhkan tidak adanya ruang untuk para kreatif muda dan seniman di Kota Malang. Ia menilai Malang Craetive Fusion dan Rumah kreatif yang merupakan wadah bagi industri kreatif di Kota Malang ini masih belum terurai dengan jelas.

“Kalau mbak Nanda tidak terpilih sebagai Wali Kota, apakah UMKM ini bisa terus dibantu?” tanya dia. Menanggapi hal itu, Nanda mengaku tidak terlalu tahu mengenai Malang Creative Fusion.

Ia menilai keberadaan UMKM dan Malang Creative Fusion ini memang masih rancu, baik untuk program, ranah kerja dan keberadaan pemerintah di dalamnya. “Kalau saya lebih senang, selain masyarakat berdaya, ada posisi pemerintah, jadi orang kerjanya senang, secara regulasi dilindungi, merasa besar karena ada pemerintah di belakangnya,” tuturnya.

Ia juga menambahkan jika keberadaan forum-forum seperti ini serta kedatangan calon-calon jangan dianggap politis. Justru, di sinilah mereka bisa menyampaikan masalah-masalah karena mereka sendirilah yang tahu lapangan.

“Karena saya ingin memberikan kehidupan, supaya eksis dalam menghadapi era seperti ini. Bagaimana kita bisa bertahan di era sperti ini,” tandasnya.

Lebih lanjut, Nanda meminta paguyuban ini senantiasa menjaga solidaritas bersama saling mengayomi. “Ada satu harapan saya, jangan pernah meninggalkan para pemula di Kota Malang ini. Jadi, kalau sudah banyak yang order,yang sudah dilatih ini jangan dilupakan keilmuannya. Jadi, uang besar mengayomi dan men-support yang kecil,” tuturnya. (Coi/Ery)