Gunungan Tumpeng dan Tari Nusantara Tutup Festival Songgokerto

Serah terima tumpeng dari seluruh RT/RW Kelurahan Songgokerto, Sabtu malam (7/4). (Aziz / MVoice)
Serah terima tumpeng dari seluruh RT/RW Kelurahan Songgokerto, Sabtu malam (7/4). (Aziz / MVoice)

MALANGVOICE – Puncak Festival Songgokerto, Sabtu malam (7/4) cita rasa nusantara disuguhkan dengan penampilan tari nusantara hingga prosesi serah terima gunungan dalam momen tersebut.

Mengawali malam penutupan, sedikitnya ada tiga gunungan yang disiapkan perwakilan RW Kelurahan Songgokerto. Menariknya selain gunungan berisi sajian hasil bumi. Ada pula rangkaian snack bungkusan plastik berbagai jenis.

Prosesi serah terima gunungan diawali doa dari penyerah. Usai didoakan, barulah Lurah hingga tokoh setempat menerima gunungan tersebut.

“Meskipun zaman sudah modern. Tapi identitas budaya tetap dilestarikan,” ucap perwakilan RW.

Sasongko Fitra Adhitama Lurah Songgokerto mengatakan, tumpengan dan arak-arakan gunungan simbol ucapan syukut warga. Sebab, alam dan potensi lainnya yang mampu memakmurkan Kelurahan Songgokerto hingga saat ini.

“Pembangunan wilayah tidak hanya tentang infrastruktur. Tidak kalah penting adalah SDM dan mental. Apa yang dilaksanan ini (Festival Songgokerto) menunjukkan masyarakat siap mendukung program pemerintah,” jelas Sasongko.

Dalam momen ini pula, lanjut dia, digelar launching Sistem Pelayanan Informasi Masyarakat (Simpelmas). Sebagai wujud pelayanan prima.

“Adalah pelayanan surat menyurat online berbasis nomor induk kependudukan. Masyarakat cukup mengakses melalui website resmi kelurahan,” urainya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu Imam Suryono mengatakan, arak-arakan tumpeng atau gunungan sangatlah menarik. Diharapkan agenda serupa menjadi agenda tahunan dan disesuaikan kalender event.

“Festival ini adalah kesempatan seniman untuk tampil, misi pelestarian dan juga pemberdayaan. Ini sesuai pesan Wali Kota Ibu Dewanti Rumpoko,” ujar Imam.

Jika desa berdaya, dan tujuan wisata semakin meningkat, maka otomatis masyarakat tergerak berpartisipasi.

“Saya lihat ada jualan kuliner misalnya. Ini maksud dari pemberdayaan tersebut,” tutupnya.(Der/Aka)