MALANGVOICE – Tragedi Kanjuruhan masih menyisakan luka dan duka bagi warga Malang dan Aremania. Betapa tidak, peristiwa kelam pada 1 Oktober itu menelan 134 korban jiwa dan ratusan lain luka-luka.
Bantuan dan support saat ini paling dibutuhkan seluruh korban. Hal ini juga yang menggerakkan Gerakan Keluarga Kalimantan Barat (GKK) Social Club untuk ikut berpartisipasi meringankan beban korban tragedi.
Pada Sabtu (22/10), GKK Social Club mendatangi rumah korban luka Tragedi Kanjuruhan di Malang. Adapun ketiga korban yang dikunjungi adalah Cahayu Nur Dewata, Satria Bagus dan Alfiansyah untuk menyampaikan duka serta memberikan santunan.
Seperti diketahui, salah satu korban Cahayu Nur Dewata misalnya ternyata sempat mengalami koma selama 3 hari usai malam kelam Tragedi Kanjuruhan, 1 Oktober silam.
Berdasarkan pemeriksaan medis, Cahayu yang berusia 16 tahun ini mengalami pendarahan di otak diduga akibat terinjak-injak saat berdesakan keluar dari tribun 12 untuk menghindari tembakan gas air mata.
“Jangan dihitung besarnya, tapi semoga bantuan yang kami berikan ini bisa membantu meringankan beban dari para korban,” kata Rahajeng Pramesi, Humas GKK Social Club.
Rahajeng juga berharap para korban bisa segera pulih dan beraktivitas seperti sedia kala.
“Kita doakan bersama agar para korban bisa segera bangkit untuk menjalani hidup kembali,” imbuhnya.
Rahajeng menambahkan, Tragedi Kanjuruhan ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak agar tidak sampai terulang lagi di kemudian hari.
“Tidak seharusnya tragedi ini terjadi. Karena itu kita harus sama-sama bersatu agar tidak sampai terulang lagi,” tegasnya.
Adapun GKK Social Club merupakan sebuah gerakan yang diinsiasi oleh Ny Bong Miau Lan, seorang ibu single parent asal Kalimantan Barat yang peduli terhadap sesama. GKK ini sudah berdiri sejak 2015.
“GKK merupakan singkatan dari Gerakan Keluarga Kalimantan Barat, karena memang anggotanya berasal dari internal keluarga Ny Bong Miau Lan,” ungkap Rahajeng.
Prinsip dari GKK Social Club adalah membantu tidak pandang bulu baik agama, suku, ras dan golongan dengan tagline ‘Jangan Takut Berbagi’.
Karena itulah, sasaran GKK Social Club dalam berkegiatan sosial juga menyambangi masjid, gereja-gereja, tempat ibadah lainnya hingga panti asuhan.
“Prinsip dari GKK Social Club adalan dengan beramal baik maka nanti pasti kebaikan akan kembali ke kita,” tandas Rahajeng.
Sementara itu mewakili keluarga Cahayu, Yeni Puspita, mengaku berterima kasih karena masih banyak orang yang peduli dengan adiknya.
Meski ia sangat bersyukur adiknya masih bisa selamat dari peristiwa kelam di sejarah sepak bola Indonesia itu.
“Alhamdulilah kondisi adik saya sudah lebih baik. Terima kasih karena banyak yang peduli dan membantu,” tandasnya.(der)