Gerakan Save Malabar Dibully Palu Arit

Gambar yang diduga Palu Arit. (Dokumentasi Aliansi #SaveHutanMalabar)

MALANGVOICE – Gerakan #SaveHutanKotaMalabar yang didengungkan para pemerhati lingkungan, seniman dan budayawan, mulai diserang tindak provokasi.

Gambar tanda tanya dan tanda seru yang dibentuk laiknya simbol komunis palu arit mengatasnamakan pemuda rakyat, terpampang di area pembangunan hutan kota.

Koordinator Gerakan #SaveHutanKota Malabar, Aji Praseto menegaskan, jika gambar provokasi itu sangat mengganggu perjuangannya dan para pemerhati.

” Dalam aliansi kami, tidak ada komunitas atau organisasi yang menamakan dirinya ‘Pemuda Rakyat’ yang berlogo palu arit. Jadi, selaku koordinator aliansi saya menyatakan bahwa coretan lambang palu arit dan bertuliskan “Pemuda Rakyat” yang sempat ada di dinding seng yang memagari hutan Malabar bukan tindakan dari pihak kami,” tegas Aji Prasetyo, Minggu (23/8).

Gerakan yang dilakukannya tak lain agar kelestarian Hutan kota Malabar terjaga. Mereka yang terlibat langsung dalam gerakan tersebut terdiri dari beberapa organisasi dan komunitas yang satu kata dalam menyikapi rencana alih fungsi hutan kota Malabar.

“Yang kami perjuangkan adalah menjaga lingkungan ekologi demi kepentingan hajat hidup warga kota. Kami bergerak dengan koordinasi yang intens. Sehingga coretan yang berbau provokatif tersebut tidak mungkin kami lakukan,” imbuhnya.

Lebih lanjut, komikus ternama itu mengatakan, jika tidak ada identitas Pemuda Rakyat dalam aliansinya. “Lagipula hal tersebut sangat menyimpang dari tema perjuangan kami. Provokasi semacam ini adalah jurus yang basi,” tandasnya.

Ia tak menutup mata, beberapa gerakan masyarakat yang menentang kebijakan tertentu lantas dengan gampangnya dilabeli sebagai komunis oleh pihak yang berseberangan.

“Tapi kali ini sungguh keterlaluan. Bagaimana bisa gerakan membela kelestarian lingkungan, mempertahankan ruang terbuka hijau dan melindungi habitat satwa dihubungkan dengan komunisme?” kata Aji balik bertanya.

Karenanya, kepada siapapun pelaku pencoretan tersebut, aliansi gerakan #SaveHutanKotaMalabar menantang adu argumen dan data yang valid.

“Kami undang Anda untuk bergabung di diskusi kajian permasalahan hutan kota Malabar di Kafe Pustaka samping perpustakaan UM, tanggal 26 Agustus jam 15.30 WIB. Jadi, silahkan simpan catnya, dan belajarlah malu dengan sikap kacangan anda barusan,” urainya.

Pantauan MVoice, gambar yang diduga palu arit itu sudah disamarkan dengan cat putih sehingga tidak kelihatan.-