Gerakan Nusantara Menanam, Upaya Sederhana yang Berdampak Besar Merawat Bumi

MALANGVOICE– Bencana hidrometeorologi yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia bukan semata karena faktor cuaca ekstrem. Akar permasalahannya terletak pada ulah tangan manusia yang mengubah lanskap alam hingga mengakibatkan kerusakan ekologis. Petaka lingkungan yang ditimbulkan tak lepas dari paradigma antroposentris yang mengeksploitasi kekayaan alam untuk tujuan ekonomi semata atas nama pembangunan dan kemajuan.

Paradigma antroposentris bertentangan dengan etika bumi karena mengakibatkan ketimpangan antara kesejahteraan manusia dan keadilan ekologis. Seharusnya, kedua aspek tersebut berjalan berdampingan agar memberikan hubungan timbal balik harmonis antara manusia dengan lingkungannya. Desakan untuk mengembalikan kualitas lingkungan semakin menguat melalui cara pandang ekosentrisme yang memusatkan pada etika ekologis.

Raih Tiga Penghargaan Nasional, PJT I Siap Perluas Dampak Sosial dan Lingkungan

Pesan penting dikirimkan DPC Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kota Batu untuk menjaga alam. Hal tersebut ditegaskan melalui Gerakan Nusantara Menanam Pohon. Sebuah upaya sederhana namun berdampak besar merawat bumi guna mencegah krisis lingkungan dan ancaman bencana alam.

“Ini langkah sederhana, tapi dampaknya luar biasa. Kerusakan lingkungan adalah salah satu pemicu utama banjir bandang yang terus berulang di banyak daerah,” ujar Ketua DPC PKB Kota Batu, Nurochman saat menggelar penanaman pohon di area TPA Tlekung, Desa Tlekung, Kecamatan Junrejo, Kota Batu (Minggu, 21/12).

Pria yang akrab disapa Cak Nur itu, mengatakan, Gerakan Nusantara Menanam Pohon merupakan amanat yang diberikan oleh Ketum PKB, Muhaimin Iskandar. Gerakan nyata ini sebagai wujud memperbaiki kualitas ekosistem lingkungan. Sesuai namanya gerakan penanaman pohon digelar di seluruh Indonesia. Ribuan bibit pohon dikumpulkan saat Muswil PKB dan selanjutnya didistribusikan ke seluruh DPC PKB tingkat kabupaten/kota.

“Seperti yang disampaikan Ketua Umum bahwa kerusakan lingkungan begitu parah dampak ulah tangan-tangan manusia. Maka PKB terdorong untuk memulihkan ekosistem lingkungan dengan aksi nyata Gerakan Nusantara Menanam Pohon,” ujar Cak Nur.

Ia menilai, upaya menjaga lingkungan tidak harus menunggu kebijakan besar atau program skala nasional. Justru dari langkah paling dasar, seperti menanam pohon di halaman rumah, kampung, hingga ruang publik, ketahanan lingkungan bisa diperkuat secara bertahap.

“Lingkungan harus kita rawat bersama, dimulai dari ruang hidup kita sendiri. Dari satu pohon, dampaknya bisa menyelamatkan banyak kehidupan,” tegasnya.

Gerakan ini, lanjut Cak Nur, merupakan tindak lanjut hasil musyawarah wilayah DPW PKB Jawa Timur. Sebelumnya, seluruh DPC PKB diminta mengirimkan bibit pohon sebagai bentuk komitmen partai terhadap pelestarian lingkungan. Ribuan bibit kemudian dikumpulkan dan didistribusikan ke berbagai daerah di Jawa Timur.

Menirukan pesan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Cak Nur menyampaikan bahwa kerusakan bumi saat ini sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia sendiri. Karena itu, pemulihan lingkungan juga harus dilakukan melalui gerakan nyata dan berkelanjutan.

‘Kita harus mengembalikan kondisi bumi melalui tindakan konkret, salah satunya penanaman pohon, seperti yang selalu disampaikan Ketua Umum PKB,” katanya.

Dari distribusi bibit tersebut, Kota Batu memperoleh jatah 500 pohon. Ratusan pohon itu terdiri dari berbagai jenis, di antaranya pohon jati, tabebuya, kayu putih, serta berbagai jenis tanaman lainnya.

“Sebenarnya ingin saya tambah sampai seribu pohon. Tapi untuk tahap pertama, teman-teman menilai 500 cukup dulu. Nanti akan dilanjutkan ke tahap berikutnya di lokasi lain,” paparnya.

Tak berhenti di TPA Tlekung, PKB Kota Batu telah memetakan sejumlah titik yang dinilai memerlukan penanganan serius karena kondisi lingkungannya memprihatinkan. Di antaranya kawasan Arboretum Sumberbrantas, lereng Gunung Panderman, Dusun Brau, kawasan Gunung Banyak, hingga Bukit Jengkoang. “Titik-titik tersebut akan segera kami tindaklanjuti,” imbuhnya.

Gerakan penanaman pohon ini juga sejalan dengan program Pemkor Batu yang menekankan perawatan lingkungan secara berkelanjutan. Tujuannya, agar kelestarian alam tetap terjaga dan dapat diwariskan kepada generasi mendatang.

Cak Nur menambahkan, selain menjaga keseimbangan ekosistem, penanaman pohon juga berperan penting dalam menjaga keberlangsungan sumber mata air. Hal ini krusial bagi kehidupan masyarakat, pertanian dan keberlanjutan Kota Wisata Batu.

“Air adalah kebutuhan pokok bagi kehidupan kita dan pertanian kita. Karena itu, menjaga lingkungan berarti juga menjaga sumber air,” katanya.

Ia pun mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengambil pelajaran dari bencana banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Indonesia. Menurutnya, bencana tersebut merupakan dampak dari eksploitasi alam yang tidak diimbangi dengan upaya pemulihan.

“Jangan sampai hal serupa terjadi di Kota Batu yang kita cintai bersama. Bencana bukan hanya merusak lingkungan, tetapi juga berdampak besar pada kehidupan masyarakat,” ujarnya.

Cak Nur menegaskan, bahwa cinta terhadap Kota Batu harus diwujudkan melalui kepedulian nyata terhadap lingkungan. Mulai dari menanam pohon, menjaga kebersihan, hingga melakukan tata kelola sampah dengan baik.

“Sebagai kader PKB, kita harus menunjukkan bahwa kita mencintai alam dan lingkungan dengan sepenuh hati,” pungkasnya.(der)

Berita Terkini

Arikel Terkait