Gempa berkekuatan 5,3 SR, ‘Gemparkan’ TK Dahlia 1 di Gunungsari Kota Batu

MALANGVOICE – Badan Penanggulangan Becana Daerah (BPBD) Kota Batu berikan simulasi sederhana terkait pengenalan dini terhadap bencana alam.

Gempa bumi buatan berkekuatan 5,3 SR berhasil membuat panik siswa TK Dahlia 1 Desa Gunungsari, Bumiaji. Sejumlah 34 siswa, berlarian keluar saat simulasi kebencanaan, Kamis (31/1).

Pada awalnya ketika proses pembelajaran sedang berlangsung, secara sengaja peserta didik dikagetkan dengan guncangan gempa bumi. Mengetahui hal tersebut mereka bergegas berlindung di bawah meja sembari diarahkan oleh gurunya.

Saat berlindung di bawah meja, mereka tidak lupa menutup kepala dengan kedua tangannya. Setelah gempa sudah berhenti, mereka langsung dievakuasi sesuai dengan arahan guru mereka.

Kemudian, satu per satu murid keluar dengan tetap menutupi kepala mereka dengan kedua tangannya. Berada di halaman sekolah, mereka jongkok sembari guru mereka menghitung jumlah mereka. Hal itu dilakukan agar mengetahui siapa yang belum terevakuasi di dalam kelas saat terjadinya gempa.

Akan tetapi guru tidak bisa menyerahkan siswa langsung kepada orangtuanya. Untuk menghindari adanya penculikan anak. Dan di sini peran guru sangatlah penting.

Gatot Nugroho, Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagasn BPBD Kota Batu mengatakan pentingnya pengenalan dini terhadap bencana alam, supaya anak cekatan dalam menanggapi bencana. Misalnya ketika terjadi gempa bumi.

“Kita mulai kenalkan kepada anak-anak jenis bencana itu apa saja, di tengah-tengah geografis Kota Batu ini. Seperti gempa yang kita simulasikan,” katanya.

Tak hanya itu saja mereka juga diberikan materi pembelajaran tentang bencana banjir, tanah longsor, dan sebagainya. Kegiatan ini dilakukan karena Kota Batu rawan akan bencana seperti saat ini.

“Fungsi kita menggelar kegiatan ini supaya anak-anak mengerti ketika ada bencana, setidaknya mereka bisa melindungi diri sendiri sebelum ada bantuan datang,” jelasnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Sekolah TK Dahlia 01 Desa Gunungsari Mayunita Nurlaili, menambahkan, kegiatan simulasi seperti ini sangat perlu dikenalkan sejak dini ke anak-anak. Supaya mereka mengerti keselamatan diri sendiri. Apa yang harus mereka lakukan ketika bencana itu menimpa mereka.

“Dengan adanya kegiatan semacam ini mereka bisa belajar untuk melindungi diri mereka sendiri ketika bencana sedang menimpanya. Sehingga ada bekal yang dimulai sejak dini sangat penting,” pungkasnya. (Der/Ulm)

Berita Terkini

Arikel Terkait