Gemas Penataan Coban Talun Amburadul, BUMDes Tulungrejo: Kami Ingin Ambil Alih

MALANGVOICE– Daya tarik Coban Talun lambat laun memudar. Pesonanya tak lagi memikat wisatawan untuk berkunjung ke wanawisata yang ada di Desa Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu itu. Bahkan pengunjungnya tak seramai seperti tahun-tahun sebelum pandemi melanda.

Sepinya kunjungan berimbas pula turunnya minat pedagang yang mayoritas warga setempat. Mereka memilih angkat kaki sehingga banyak menyisakan kios-kios tak bertuan. Kalaupun ada yang berjualan itu pun hanya sebagian kecil pedagang.

Salah satu pedagang, Sunar mengatakan, terdapat 50 kios yang ada di kawasan Coban Talun. Namun sejak lama para pedagang tutup, termasuk saat masa liburan.

“Banyak pedagang yang memilih tak berjualan karena sepi. Padahal dulu sekitar 5 tahun lalu, kami beli warung itu dengan harga Rp 10 juta,” ujar dia.

Baca juga:
Kursi Pedestrian Jalan Ijen Dibongkar dan Dipindahkan

Meriahkan HUT ke-109 Kota Malang, Ribuan Karateka Rebut Piala Wali Kota

Pengkab TI Kabupaten Malang Jaring Atlet Jelang Porprov Jatim 2023

Identitas Tertukar, Keluarga Korban Salah Klaim Jenazah Korban Laka Tunggal

Keluhan pedagang serta sepinya kunjungan wisatawan didengar Pemdes setempat. Pemangku kepentingan desa berkeinginan agar pengelolaan wana wisata dialihkan ke BUMDes Tulungrejo sehingga dapat menjalankan program pemberdayaan yang dirasakan langsung oleh masyarakat.

“Harapan kami seperti itu. Cuma pemdes tak bisa berbuat banyak karena pengelolaan Coban Talun berada di ranah Perhutani. Semisal ada dampak yang dirasakan, tentu pemdes turun tangan ikut memikirkan,” ucap Direktur Bumdes Tulungrejo, Mochamad Dadi.

Baca juga:
Didirikan Tanpa PKS di Kawasan Hutan, Wisata Candi Ganter Ngantang Mangkrak

Wisata Dusun Kuliner, Menikmati Kuliner Tradisional di Tengah Kebun Apel

Bondesa, Destinasi Wisata Andalan Pemdes Tulungrejo

Jembatan Bambu Berusia 10 Tahun di Desa Tulungrejo Putus, Ini Penyebabnya

Berdasarkan pengamatannya, wisatawan reguler seperti wisatawan kalangan keluarga menurun minatnya. Pengunjung lebih didominasi wisatawan rombongan.

Menurutnya, sebagai objek wisata butuh penataan yang apik agar nuansanya sebagai wisata alam lebih terasa. Sementara pada saat ini, penataannya terkesan amburadul dan ala kadarnya. Hal itu membuat minat kunjungan wisatawan menurun.

“Kami akan mengajukan perizinan ke Perhutani untuk mengelola Coban Talun. Nanti kalau pengelolaan dipegang pemdes, maka kami akan menata jalannya hingga jalur masuk ke Coban Talun yang masih jalan setapak. Miris sekali,” tukas dia.

Bahkan, kata Dadik, timbul gejolak dari masyarakat setempat. Lantaran keberadaan wanawisata belum memberikan dampak terhadap kesejahteraan masyarakat setempat. Mereka menuntut agar ada kontribusi ke lingkungan karena akses masuk melewati jalan lingkungan.

“Ibaratnya, masyarakat cuma nerima polusinya saja. Cuma pemerintah desa meredam warga agar tak muncul gejolak,” ujar dia.

Kepala Desa Tulungrejo, Suliyono menyampaikan, apabila permintaan tersebut dikabulkan oleh Perhutani, pada tahun pertama pembenahan Coban Talun, pihaknya telah menyiapkan anggaran Rp500 juta.

“Tahun ini Rp500 juta. Tahun 2024 bisa sampai Rp2 miliar anggaran yang kami siapkan untuk perbaikan Coban Talun. Pembangunan akan terus kami lakukan secara bertahap,” kata dia.(end)

spot_img

Berita Terkini

Arikel Terkait