Gali Dinamika Seni, Seniman Beberkan Cara Manajemen Art Lewat Seminar Residual

Seminar nasional bersama seniman dsn kurator. (Anja a)
Seminar nasional bersama seniman dsn kurator. (Anja a)

MALANGVOICE – Seniman di Indonesia punya potensi yang besar. Melihat hal itu, Tyaga Art Management menilai potensi ini bisa digali lagi menjadi lebih dinamis dan terarah. Kali ini, lewat serangkaian event bertajuk Residual, Tyaga Art Management menggelar seminar nasional tentang Manajemen Seni Rupa, di Hotel Swiss Bellin, Malang, Minggu (22/4).

Direktur Tyaga Art Management, Nur Iksan mengatakan, acara Residual sudah dilaksanakan sejak Februari.

“Meliputi workshop, pameran dan acara seminar ini menjadi penutup rangkaian acara Residual,” katanya.

Residual, lanjut dia, merupakan tema besar acara ini. Yang maksudnya, residu atau endapan dari sebuah pemikiran, seni dan juga emosi, tertuang dalam suatu karya seni.

Para pembicara. (Anja a)
Para pembicara. (Anja a)

“Pameran seni juga selanjutnya bukan hanya sekedar menunjukkan karya, tapi juga melibatkan sisi displai dan pendukung-pendukung lainnya. Harapannya ekosistem seni di Jawa Timur menjadi lebih dinamis,” kata dia lagi.

Seminar ini mengundang antusiasme para seniman lintas generasi di Kota Malang dan luar kota. Menghadirkan 3 (tiga) praktisi manajemen senirupa, yaitu Mikke Susanto, Konsultan Kuratorial Museum Istana Kepresidenan; Putu Wijaya, pemilik Sangkring Art Space; dan Pustanto, Kepala Galeri Nasional Indonesia, peserta belajar tata kelola sebuah pameran seni yang baik. Bukan hanya itu, pakar juga berbagi tips menarik terkait tata kelola pendisplay-an sebuah karya seni yang bagus, dan pengenalan tentang jenis-jenis pameran.(Der/Aka)