Film Netflix “Dear David” Kisah Remaja dengan Cerita yang Tidak Biasa

Gala premier Dear David. (Netflix Indonesia)

MALANGVOICE – Film terbaru karya sutradara Lucky Kuswandi berjudul Dear David mulai tayang perdana di Netflix Original Indonesia pada 9 Februari.

Film ini dibintangi oleh Shenina Cinnamon (Laras), Emir Mahira (David), dan Caitlin North Lewis (Dilla).

Dalam konferensi pers yang dilakukan di Jakarta, Lucky menjelaskan Dear David merupakan film remaja dengan cerita yang tidak biasa.

Baca Juga: Bayar Tiket 1 Rupiah Bisa Nonton Livin Festival Musik Anak Negeri di Malang

Fun Touring Rasakan Kenyamanan Honda CB150X

Dear David. (Netflix Indonesia)

Cinta segitiga, krisis identitas, eksplorasi seksualitas, serta persimpangan hidup remaja dengan media sosial menjadi benang merah yang menjahit cerita coming-of-age ini. Perjalanan ketiga karakter utama akan saling beririsan dan mendorong ketiganya untuk menerima serta lebih mencintai diri sendiri.

“Dear David membicarakan hal yang sangat universal, yaitu menerima dan mencintai diri sendiri, walau bungkusnya memang film remaja,” jelas Lucky.

“Terutama bagi remaja dan di dalam media sosial, mereka selalu membandingkan diri dengan orang lain dan selalu ada tekanan mereka hadapi. Sementara gagasan untuk menyayangi diri sendiri sudah agak jarang dan sulit dilakukan,” imbuhnya.

Dear David mengangkat cerita cinta remaja dan mengeksplorasi berbagai topik yang dekat dengan kehidupan mereka, dari persahabatan, seluk-beluk media sosial, institusi sekolah, pendewasaan diri, hingga upaya untuk menerima diri sendiri.

“Eksplorasi genre film menjadi hal yang sangat penting untuk Netflix. Selain itu fokus kami adalah menghadirkan cerita yang relevan dengan penonton lokal. Jika sukses di negeri lain, itu bukti bahwa ceritanya memang kuat dan relevan,” kata Rusli Eddy selaku Content Lead Netflix, Indonesia.

Selebihnya, para aktor di film ini banyak menjelaskan pengalaman unik memerankan karakter di Dear David.

Di film ini, ketiga karakter utama berada dalam rentang usia yang menuntut mereka untuk mengenali siapa mereka sesungguhnya dan pada akhirnya mencintai diri sendiri. Proses ini dihadirkan dengan riil dan menyentuh.

“Saat pertama kali baca naskahnya, saya langsung merasa andai saja saat saya seumur David dan Laras ada film seperti ini yang bisa saya tonton. Jadi film ini seperti surat cinta bagi diri saya sendiri di masa lalu,” ungkap Emir.

Sementara itu Shenina berbagi tentang kemiripan pengalamannya dengan karakter
Laras yang ia perankan.

“Saya pernah di posisi Laras, melalui perjalanan tersendiri dan proses panjang untuk bisa menerima dan mencintai diri sendiri. Maka saya ingi menumpahkan apa yang saya lewati melalui Laras,” kata Laras.

Dalam karakter Dilla yang diperankan Caitlin, juga menyampaikan pengalamannya. Si cuek Dilla ternyata juga memendam amarah dan perasaannya.

“Ketika pertama kali baca naskahnya, saya tersadar bahwa Dilla itu karakter protagonis dan antagonis pada saat yang sama. Kepribadiannya punya berbagai lapisan,” tandas Caitlin.(der)