Festival Keramik Dinoyo Jadi Sarana Edukasi Anak-Anak

Anak-anak yang sedang mencoba membuat keramik, (Ist).

MALANGVOICE – Festival Keramik Dinoyo keempat yang digelar secara virtual kali ini menjadi sarana edukasi bagi anak-anak untuk belajar memahami proses dan cara membuat keramik.

Festival yang bertempat di halaman Area eks Pabrik Keramik Dinoyo berlangsung sangat sederhana, beralaskan terpal anak-anak terlihat asyik membuat keramik dengan beragam bentuk. Sesekali beberapa remaja karang taruna turut membantu anak-anak selama proses pembuatan keramik.

Sebelumnya, anak-anak sempat dibawa berkeliling ke sentra-sentra pembuatan keramik di Dinoyo. Bertujuan untuk membantu anak-anak mendapatkan gambaran saat praktek pembuatan keramik.

Wali Kota Malang, Sutiaji memberikan apresiasi konsep edukasi yang dipilih dalam Festival Keramik Dinoyo tersebut.

“Insyaallah ini tidak hanya menguatkan daya tarik wisata, tapi juga mendukung tumbuh kembang anak-anak agar tidak hanya bermain gadget dan tentunya jadi salah satu penopang Kota Malang Ramah Anak,” ujarnya, Ahad (17/10).

Salah satu anak peserta pembuat keramik, Azaria Fahmi Ramadan mengaku sangat senang bisa bermain belajar membuat keramik. Kegiatan membuat disela-sela sekolah yang sedang libur.

“Meski capek senang juga belajar membuat keramik. Saya baru tahu hari ini kalau keramik dibuat dari tanah liat,” terang Fahmi.

Menariknya lagi, festival keramik kali ini turut hadir sejumlah siswa-siswi kelas 10 dan 11 dari Sekolah Hwa Ing beserta guru pendampingnya yang sedang menggarap proyek pembelajaran budaya Pelangi Bangsaku.  

“Menarik, kebetulan aku gemar melukis dan rasanya beda dengan melukis di media lain,” ucap lili, salah satu siswa yang mengikuti program tersebut. 

Berbaur dengan anak-anak kampung dinoyo, mereka sangat senang berlatih mewarnai keramik dengan beragam pola dan warna.

Sementara itu, salah satu perajin sekaligus wakil ketua pokdarwis kampung, Edi menyampaikan, untuk festival Keramik kali ini memang berbeda dengan gelaran sebelumnya yang bisa diikuti ratusan peserta. Pandemi Covid-19 yang belum sepenuhnya usai, mendorong Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan Karang Taruna Kampung Keramik Dinoyo melakukan penyesuaian skema dan batasan peserta. 

“Virtual Event yang dirancang secara kolaboratif bersama forum komunikasi (forkom) kampung tematik Kota Malang menjadi pilihan skema kali ini tanpa mengurangi substansi festival,” kata Edi.

Ia mengaku saat berada ditengah pandemi dibutuhkan terobosan untuk mempertahankan omzet perajin dan pedagang yang acap menurun. Pemasaran online diakuinya sangat potensial menjadi skema alternatif yang belum dieksplorasi secara optimal. 

“Kami berharap gap literasi digital bisa dijembatani oleh remaja-remaja karang taruna, pendampingan dari perguruan tinggi di Kota Malang dan kreasi festival-festival yang bisa mengenalkan potensi keramik dinoyo,” tandasnya.(der)