Festival Kampung Tani ke 6 Pukau Wisatawan, Dewanti Membatik Ecoprint

Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko saat mempraktikkan membatik dengan Ecoprint di Festival Kampung Tani, Minggu (6/10). (Foto: Ayun/MVoice)
Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko saat mempraktikkan membatik dengan Ecoprint di Festival Kampung Tani, Minggu (6/10). (Foto: Ayun/MVoice)

MALANGVOICE – Tak heran jika Kota Batu mendapatkan julukan surganya pariwisata. Sebab, atraksi desa sekecil apapun di Kota Batu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

Kali ini Ecoprint menjadi wajah baru di Festival Kampung Tani ke 6 yang digelar di Kelurahan Temas. Kesenian yang masih baru itu dikenalkan ke masyarakat, Minggu (6/10).

Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko pun turut mempraktikkan teknik tersebut. Tampak wajah berseri penuh semangat memukul daun yang berada di atas kain primisima.

“Teknik membantik Ecoprint ini sangat bagus dan ramah lingkungan. Sebab, tidak menggunakan bahan kimia. Cukup memanfaatkan daun yang ada di sekitar lingkungan,” ungkapnya.

Mulai dari daun blimbing, daun ceri, daun murbei, daun kacang-kacangan hingga daun jati.

“Untuk tenkniknya ada dua teknik yang dilakuan, pertama dengam cara dipukul dan dikukus,” sambungnya.

Sebelumnya, ia bersama peserta melakukan kirab dengan mengenakan pakaian khas kebaya dipadukan dengan jarik yang dipakai pendek. Serta dilengkapi caping dengam membawa rantang lurik.

Setelah Kirab selesai, seluruh warga berkumpul di area Kampung Tani. Secara bersamaan, mereka membuka rantang yang telah dibawa.

Tentunya, di dalam rantang terdapat sajian makanan tradisional di antranya urap-urap, sayur lodeh, lauk pauk tempe, tahu, beserta ayam.

Serentak, mereka berkumpul di sana dan menikmati makanan tersebut

“Senang rasanya merasakan momen seperti ini. Sebab cara seperti ini menciptakan suasana guyub. Tentunya melestarikan adat yang pernah ada, kita ciptakan kembali,” ucap wanita yang akrab disapa Bude itu.

Plt Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu Imam Suryono mengatakan digelarnya Kirab rantang lurik ini untuk melestarikan tradisi yang pernah ada, yakni membawa bekal dengan rantang lurik saat bertani ke sawah.

“Seiring berjalannya waktu, petani sekarang ini tidak banyak yang melakukan tradisi tersebut. Oleh sebab itu, kita ingatkan kembali budaya terdahulu melalui kirab rantang lurik ini,” jelasnya.

Lebih lanjut imam mengatakan bila perkembangan Festival Kampung Tani#6 2019 semakin baik dibandingkan tahun sebelumnya.

Dengan diselenggarakannya festival yang rutin setiap tahun ini, akan semakin diketahui wisatawan. Sehingga wisatawan akan berbondong-bondong datang ke Kota Batu khusus untuk melihat Festival ini. (Der/Ulm)