MALANGVOICE – Festival Brantas 2019 kembali hadir sebagai rangkaian acara dari Gebyar Sisir Gemilang, Minggu (28/4).
Dengan mengusung tema Bumi dan Manusia, festival ini diisi beragam acara mulai dari atraksi Reog Serdulo Seto dari RW 07, Tari Sanduk Sekar Utas dari RW 03, hingga seni pertunjukan Jaran Kepang Karsa Budaya disambut meriahnya penonton di Sendratari, Kelurahan Sisir, Kota Batu.
Hal menarik di pertunjukan Seni Jaran Kepang dengan melibatkan 35 penari dari lintas generasi mulai anak-anak, remaja hingga dewasa ini dengan menampilkan sebuah drama berkisah ‘Mpu Supo’ yang dikemas apik dengan tarian.
Selama empat kali digelar sejak 2015, festival ini merupakan acara Kelurahan Sisir bekerjasama dengan Dinas Pariwisata Kota Batu dan Karang Taruna Kota Batu. Festival ini bertujuan mengangkat sosial budaya di Kota Batu.
Lurah Sisir, Sasongko Fitra Adhitama mengatakan, di Festival Brantas ke empat ini pihaknya melibatkan semua stake holders di wilayah Kelurahan Sisir. Karena, menurutnya hal itu sekaligus untuk mengangkat potensi yang dimiliki wilayah tersebut.
“Ya, memang di tahun ini berbeda dengan tahun lalu. Jadi harapan kami yang tampil bukan hanya pemuda saja. Akan tetapi dari kalangan anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak, lansia bahkan pemuda pemudinya. Sehingga kegiatan gaungnya ini bisa menyebar ke seluruh antero kelurahan,” ujarnya saat ditemui MVoice di Sendratari Kota Batu, Minggu (28/4).
Lebih lanjut, Sasongko menambahkan acara puncak dari rangkaian Gebyar Sisir Gemilang ini telah berlangsung sejak awal tahun 2019.
Perlu diketahui kegiatan ini dimulai dengan napak tilas seluruh warga di kelurahan sisir dan kerja bakti wilayah sisir. Selanjutnya 21 April lalu juga ada kegiatan melukis bersama yang diikuti anak-anak seluruh Kelurahan Sisir, Kota Batu.
Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu, Imam Suryono mengatakan jika munculnya event tahunan ini berkaitan dengan Hari Air Sedunia.
Karena Kota Batu memiliki sungai Brantas yang mengaliri beberapa kota/kabupaten wilayah lain. Oleh karena itu Imam berharap event ini ke depannya bisa menyentuh bagian wilayah lain yang ikut teraliri sungai brantas tersebut.
“Alasan lokasi diadakan di Kelurahan Sisir itu ya karena wilayah ini teraliri sungai brantas. Dan menjadi event tahunan, bahkan nanti ke depan itu kami ingin ini tidak hanya di Batu saja. Tapi bisa menjadi event kabupaten/kota yang teraliri sungai Brantas,” bebernya
“Untuk puncak acaranya di sini kemudian mungkin dilanjutkan acara lainnya di Gresik atau di kota/kabupaten lainnya,” tutupnya.(Der/Aka)