Ekspor Ribuan Tanaman Hias, Nama Kota Batu Semakin Mendunia

Ribuan tanaman hias Dracaena Reflexa atau Song of India yang dibudidayakan oleh Febrico Ifan Kusumayani berhasil menembus pasar ekspor. Tanaman hias miliknya diberangkatkan menuju Tiongkok oleh Pj Wali Kota Batu. (MVoice/istimewa).

MALANGVOICE– Sektor florikultura turut mengangkat nama Kota Batu semakin mendunia. Sebagaimana diketahui, selain sektor pariwisata, Kota Batu juga identik sebagai sentra bunga hias yang berada di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu.

Mayoritas masyarakat yang berada di desa lereng Gunung Arjuna itu menggantungkan hidupnya pada bisnis tanaman hias. Salah satunya Febrico Ifan Kusumayani atau biasa disapa Rico. Petani muda itu berhasil menembus pasar luar negeri. Sebanyak 3.500 tanaman Dracaena Reflexa atau Song Of India. diekspor ke Tiongkok.

Ribuan tanaman hias itu diberangkat dari Rest Area Sidomulyo menuju Negeri Tirai Bambu pada Senin (3/6). Pj Wali Kota Batu, Aries Agung Paewai melepas langsung ekspor tersebut. Dengan ekspor ini, pihaknya berharap segala potensi yang ada di Kota Batu dan Jatim dapat ter promosikan dengan baik. Sehingga dapat menangkap peluang ekspor ke berbagai negara lainnya.

“Saya melihat, dari ekspor yang dilakukan ini, ada potensi yang kami miliki. Yakni UMKM produk hortikultura Kota Batu. Karena itu, kami berharap dengan adanya ekspor ini, semakin berkembang ekonomi dan potensi yang dimiliki Kota Batu,” tutur Aries.

Baca juga:
DPUPRPKP Kota Malang Tunggu Arahan Komisi C Terkait Tindakan Perum Sigura-gura

Kaliwatu Luncurkan Inisiatif “Digital Up Kaliwatu” Bersama Mahasiswa Komunikasi UMM

Kebijakan Baru Pembatalan Tiket KAI Mulai 1 Juni 2024, Lebih Cepat Maksimal 7 Hari

Sidomulyo Floral Festival 2022, ‘Harumkan’ Kota Batu hingga Tingkat Nasional

Karena ekspor tanaman hias itu dilakukan oleh anak-anak. Dia melihat ada kreativitas luar biasa dari anak muda Kota Batu. Dimana mereka mampu menciptakan sebuah marketing baru untuk pemasaran produk tanaman hias.

“Tanpa marketing, tentu potensi yang dimiliki Kota Batu tidak mungkin dikenal oleh masyarakat diluar sana. Sehingga hanya dikenal di Kota Batu atau domestik Indonesia,” tuturnya.

Oleh sebab itu, pengembangan usaha tersebut perlu untuk terus ditingkatkan. Terlebih selain pariwisata, Kota Batu juga punya potensi pertanian, salah satunya adalah hortikultura termasuk tanaman hias.

Pihaknya menekankan, agar potensi ekspor tanaman hias itu terus dipertahankan dan dikembangkan bersama seluruh jaringan. Kemudian juga melakukan kolaborasi dengan Bea Cukai.

“Bea cukai punya klinik ekspor. Kalau ada permasalahan dengan administrasi, perijinan maupun syarat-syarat yang harus dilengkapi, tentunya mereka akan membantu. Tanpa itu, kita tak akan bisa menggiring para eksportir di tingkat nasional maupun Asia dan Eropa,” ujarnya.

Sementara itu, eksportir tanaman bunga hias Sidomulyo, Riko menyampaikan, bunga yang diekspor tersebut telah berusia lima bulan. Dikenal dengan naman Song Of India dengan bahasa latin Dracaena Reflexa.

“Bunga yang diekspor berusia lima bulan. Kemudian ada yang besar, usianya delapan bulan sampai satu tahun. Bunga hias tersebut biasa ditanam untuk menambah keindahan taman kota,” ujar dia.

Lebih lanjut, Riko juga menceritakan, bagaimana dirinya bisa ekspor bunga hias hingga ke Tiongkok. Kesuksesan itu dimulai ketika ada seorang warga negara Tiongkok yang berkunjung ke kios bunga miliknya.

Saat mendatangi kios bunga miliknya, ternyata pembelian asal Cina itu menaruh perhatian lebih terhadap tanaman hias milik Riko. Dari situlah terjalin kerjasama pengiriman bunga ke Tiongkok.

“Bunga hias Song Of India sebanyak 3.500 biji tersebut kami kirim menggunakan kontainer. Jika diuangkan jumlahnya mencapai Rp150 juta. Kami berharap ekspor bunga seperti ini bisa terus berkembang lagi,” tutupnya.(der)