MALANGVOICE – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Malang mengklaim jika pengidap penyakit HIV/AIDS bertambah tiap tahunnya.
Plt Kepala Dinkes Kabupaten Malang, dr Ratih Maharani, mengatakan, berdasar catatan Komisi Peduli AIDS (KPA), pada tahun 2018, sebanyak 2.497 orang yang mengidap HIV/AIDS. Jumlah itu lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.
“Penyebaran penyakit ini mulai merambah ke desa-desa. Dari yang sebelumnya tidak teridentifikasi, akhirnya mereka semua mulai terlihat. Ya, wajar kalau tiap tahun mengalami peningkatan,” ungkapnya
Dinkes Kabupaten Malang menegaskan, akan bekerjasama dengan KPA untuk menjalankan program Warga Peduli AIDS (WPA), dan sosialisasi. Sasarannya yakni sekolah-sekolah dan tempat lainnya, guna menekan dan memberikan pemahaman terhadap anak-anak tentang berbahayanya HIV/AIDS.
“Karena, anak-anak sekolah atau remaja dianggap rawan terjangkit virus HIV/AIDS lantaran mereka saat ini cenderung banyak yang terjerembab pada pergaulan bebas. Perilaku gonta-ganti pasangan dan berhubungan intim sebelum waktunya menjadi salah satu penyebab HIV/AIDS. Larangan gonta-ganti pasangan ini juga berlaku bagi orang dewasa,” jelasnya.
Penyebaran HIV/AIDS ini, lanjut Ratih, cukup “mobile”. Untuk itu, pihaknya menyediakan klinik khusus untuk penanganan pasien AIDS.
“Selain menyediakan alat kontrasepsi gratis di Puskesmas, sekarang tiga Puskesmas di Turen, Ampelgading, dan juga Sitiarjo sudah ada klinik khusus untuk penanganan pasien AIDS,” terang Ratih.
Sementara, Kepala Pengelola Progam KPA Kabupaten Malang, Anita mengatakan, meningkatkannya pengidap HIV/AIDS itu seperti fenomena gunung es. Namun, meskipun terus mengalami peningkatan, penanganan terhadap penderita HIV/AIDS tetap berada pada koridornya.
“Semakin terkikis atasnya, ternyata menyebar luas dibawahnya. Namun, bukan berarti kabupaten Malang buruk, malah justru bagus karena semua mendapat penanganan,” jelasnya.
Berdasarkan data dari KPA, jumlah pengidap HIV/AIDS ditahun 2016, ada sebanyak 1.960 jiwa. Kemudian meningkat lagi di tahun 2017 menjadi 2.247 jiwa. Peningkatan jumlah tersebut jika dirinci lebih jauh menurut pekerjaan, di Kabupaten Malang datang dari kalangan wanita pekerja seks komersial (PSK). Jumlahnya mencapai 410 jiwa. Sementara sisanya, datang dari berbagai latar belakang pekerjaan. Seperti sopir truk dan pekerja dari perantauan. (Hmz/Ulm)