Dua Atlet Downhill Kota Batu Tampil Gemilang di Ajang Jatim Downhill Series 2022

Dua atlet downhill Kota Batu naik podium pada ajang Jatim Downhill Series. Peringkat pertama diraih Pandu Satrio Perkasa dan di urutan ketiga diraih Fajar Abdul Rahman. (MVoice/Humas KONI Kota Batu)

MALANGVOICE – Kota Batu masih menunjukkan ketangguhannya di pentas balap sepeda gunung. Dua atlet downhill binaan ISSI Kota Batu naik podium mengukir prestasi di ajang Jatim Downhill Series 2022 yang digelar di Taman Pinang Bike Park, Probolinggo.

Pandu Satrio Perkasa mencatatkan namanya di peringkat pertama dengan menggondol medali emas. Sementara, Fajar Abdul Rahman bertengger pada peringkat ketiga dan menyabet medali perunggu dengan catatan waktu 03:14:261. Catatan gemilang itu ditorehkan kedua atlet downhill Kota Batu pada Ahad (11/9).

“Balapan yang dilakukan kemarin cukup menantang sekalipun pernah berlomba di venue yang sama. Tracknya sangat licin karena faktor cuaca dan ada perubahan jalur. Sehingga lebih menyulitkan dari event sebelumnya,” ujar Pandu.

Baca juga : Empat Atlet ISSI Kota Batu Ukir Prestasi di Putaran Kedua GCC BMX Championship 2022

Pelajar SMAN 2 Kota Batu tampil dengan performa kurang prima saat seri kelima Jatim Downhill Series 2022. Kaki kirinya mengalami cedera ketika berlatih sehari sebelum perlombaan. Meski begitu, ia mampu mencatatkan rekor tercepat 3:7:386 untuk panjang lintasan 1,8 kilometer.

“Ya sedikit dipaksakan dan pastinya agak terganggu karena mengalami crash saat latihan pada Sabtu (10/9),” tutur Pandu.

Baca juga : Atlet Kota Batu Borong 3 Medali Emas di Ajang Jatim Downhill Series 2022

Dalam kejuaraan bergengsi ini, Pandu sudah meraih tiga medali emas. Pada seri 1, Pandu mendapatkan medali perunggu. Seri ke 2, Pandu absen tidak mengikuti. Seri 3 hingga seri 5 kemarin, Pandu mendapatkan medali emas.

Sebelumnya, siswa SMAN 2 Kota Batu ini juga merebut medali emas pada Downhill Series 2022 seri 4 kategori Men Youth yang dilaksanakan di C-1000 Bike Park Sarangan Magetan, Minggu (21/8/2022) lalu.

“Paling berat di seri 4 Magetan, karena udara nya tipis, jadi nafas saya mudah habis. Selain itu tracknya juga lebih sulit daripada seri sebelumnya, karakter tanahnya belum padat dan akar juga yang membuat licin,” ujarnya.(end)