DTPHP Bersama DPUSDA Segera Koordinasi Bahas Perbaikan Jebolnya TPT Sungai Molek

Kepala DTPHP Pemkab Malang, Budiar Anwar. (Toski D).
Kepala DTPHP Pemkab Malang, Budiar Anwar. (Toski D).

MALANGVOICE – DTPHP Pemkab Malang segera koordinasikan perbaikan jebolnya tembok penahan tanah (TPT) atau biasa disebut plengsengan Sungai Molek di perbatasan Desa Talangagung, Kepanjen dan Desa Jatikerto, Kromengan.

“Karena itu ranahnya Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air (DPUSDA) maka saya akan berkoordinasi dahulu. Kalau saya hanya kebagian untuk jaringan irigasi tersier saja,” ungkap Kepala DTPHP Pemkab Malang, Budiar, saat ditemui awak media, Selasa (30/6).

Menurut Budiar, dirinya bersama DPUSDA Pemkab Malang bakal mencarikan solusi untuk membantu petani terdampak akibat jebolnya TPT tersebut.

“Akan kita carikan solusi, secepatnya kita akan menyurati Pemprov Jatim. Jangan sampai mengganggu jadwal penanaman padi dan berpengaruh pada hasil panen,” jelasnya.

Sebab, lanjut Budiar, Kabupaten Malang saat ini telah menjadi lumbung padi Jawa Timur, lantaran selalu mengalami surplus padi dalam setiap tahunnya.

“Di Kabupaten Malang tercatat ada 74.433 hektar lahan, dari jumlah tersebut, 45.888 hektar merupakan lahan dengan sistem Irigasi (lahan teknis, red). Sisanya baru lahan pasang surut,” jelasnya.

Untuk mempertahankan sebagai lumbung padi Jawa Timur, tambah Budiar, maka perlu adanya suplai air yang cukup. Apalagi, nilai jual gabah Kabupaten Malang lebih tinggi dari pada daerah lain.

“Padi hasil panen di Kabupaten Malang masuk dalam jenis beras Premium, dari petani rata-rata dijual seharga Rp.10 ribu/kg. Harga gabah pun termasuk mahal,” pungkasnya.(der)