DPKP Kota Batu Memprediksi Tingkat Konsumsi Bahan Pangan Meningkat 10 Persen

Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko didampingi wakilnya, Punjul Santoso melakukan sidak pasar untuk memantau ketersediaan dan harga bahan pokok pangan di pasar relokasi pada akhir Maret. (Pemkot Batu/Malangvoice)

MALANGVOICE – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kota Batu memprediksi kebutuhan bahan pokok akan mengalami lonjakan permintaan sebesar 10 persen. Hal itu berkenaan dengan tingginya konsumsi masyarakat saat bulan Ramadan hingga Lebaran nanti.

Sekretaris DPKP Kota Batu, Heru Yulianto mengatakan, prediksi terjadinya lonjakan didasarkan pada hasil pemetaan yang dilakukan seminggu sebelum Ramadan. Kemudian berlanjut saat memasuki hari kelima Ramadan.

“Memang saat momen hari besar keagamaan, kebutuhan bahan pokok selalu meningkat. Misalnya saat bulan puasa hingga lebaran maupun Natal,” jelas Heru.

Ia memastikan ketersediaan 15 bahan pokok masih dalam taraf aman di tengah lonjakan kebutuhan masyarakat. Ia menyebutkan ada 5 besar stok bahan pokok saat ini. Yakni beras yang diperkirakan kebutuhan konsumsi mencapai 1.750,02 ton dengan ketersediaan sebesar 1.925,02 ton.

Kedua, sayuran dengan ketersediaan sebesar 1.221,18 ton dengan prediksi kebutuhan sebesar 1.110,16 ton. Ketiga, stok buah-buahan sebanyak 646,12 dengan prediksi kebutuhan sebanyak 587,38 ton. Keempat, stok kedelai dengan ketersediaaan sebesar 246,46 ton dengan prediksi kebutuhan sebanyak 224,05 ton. Kelima, minyak goreng dengan ketersediaan sebesar 204,27 ton dengan prediksi kebutuhan sebesar 185,70 ton.

“Untuk sisa 15 bahan pokok yang sudah kami petakan itu seperti jagung, gula, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit. Lalu ada juga daging sapi dan ayam, susu dan telur ayam. Untuk ketersediaan paling sedikit di bulan April yakni bawang putih sebesar 37,08 ton dengan prediksi kebutuhan sebesar 33.91 ton,” ungkap Heru.

Volume ketersediaan sejumlah bahan pokok pangan itu dihimpun dari survey pasar yang dilakukan numerator pangan. Numerator tersebut memonitoring ketersediaan pangan dan pelaporannya berkala dua hari selama sepekan.

“Data dikumpulkan setiap Selasa dan Kamis kemudian dikirimkan ke Pemprov dan Kementan setiap pekan melalui aplikasi. Berbeda dengan numerator pangan yang mengamati harga bahan pangan. Mereka setiap hari harus up date harga pasar,” papar dia.

Meskipun diprediksi mengalamai kenaikan sebesar 10 persen, namun DPKP mengatakan tak akan membuat bahan pokok langka di pasaran. “Semua bahan pokok yang tersedia kita proyeksi bisa bertahan 3-6 bulan ke depan. Tapi untuk bahan pokok yang sedang bermasalah saat ini yaitu minyak goreng. Itu juga statusnya menjadi problem nasional,” pungkas dia.(der)