Dosen Vokasi UB Menginisiasi Sistem Informasi Digital dan Keuangan Wisata Kedok Ombo Singosari

Pengabdian dosen Vokasi UB membantu pengembangan edufarm Kedok Ombo. (istimewa)

MALANGVOICE – Dosen Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya menginisiasi Sistem informasi digital dan keuangan untuk salah satu Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang bernama Kedok Ombo di Desa Wisata di Desa Gunungrejo, Singosari Kabupaten Malang, Kamis (31/08).

Mereka adalah Fitriana Rakhma Dhanias SE MSA Ak, Irfan Islami SE ME, Khoirul Umam Hasbiy SE Ak MSA, dan Dinda Amelia Kusumastuti SE MSA.

Fitriana Rakhma Dhanias mengangkat tema Sistem Informasi Kedok Ombo Sebagai Upaya Peningkatan Kapasitas Keuangan dan Digitalisasi Wisata Kedok Ombo di Desa Gunungrejo, Singosari, Kabupaten Malang.

Baca Juga: Permohonan Paspor Pekerja Migran Dipermudah, Ditjen Imigrasi Kenakan Biaya Nol Rupiah

Banyak Lahirkan Inovasi Pelayanan Publik, Lemkapi Beri Penghargaan Polresta Malang Kota

Pengabdian dosen Vokasi UB di Gunungsari, Singosari, Kabupaten Malang. (istimewa)

“Permasalahan yang dihadapi Wisata Kedok Ombo di Desa Gunungrejo Singosari adalah belum tersedianya sistem informasi untuk diketahui masyarakat luar atas keberadaan wisata edufarm Kedok Ombo di Gunungrejo, belum adanya standar operasional prosedur terkait pengembangan Kedok Ombo, dan kurang pemahaman atas pemanfaatan media digital sebagai branding desa wisata Kedok Ombo di Gunungrejo,” ujar Fitriana Dhanias yang juga bertindak sebagai Ketua Pelaksana.

Sehingga jika dalam pengembangan suatu bisnis maka menjadi hal yang sangat penting terkait pengembangan sistem informasi digital dan pengelolaan keuangan yang baik agar Wisata Edufarm Kedok Ombo sebagai Badan Usaha Milik Desa yang dijalankan Desa Gunungrejo dapat bertahan dan berkembang dengan baik.

Samsul Arifin sebagai Sekretaris Desa Gunungrejo yang turut hadir dalam rangka meresmikan website wisata Kedok Ombo menyatakan sangat terbantu dengan kegiatan pengabdian Dosen Fakultas Vokasi Universitas Brawijaya di desanya.

“Di desa kami akan dikembangakan wisata Edufarm yang Bernama Kedok Ombo namun kami memiliki keterbatasan terhadap pemahaman atas pemanfaatan digitalisasi dan juga belum kepikiran untuk membuat bagaiman standar operasional prosedur untuk pengembangan Kedok Ombo yang baik. Kami sangat terbantu sekali dengan adanya kegiatan ini,” katanya.

Dengan bantuan dosen Vokasi UB ini, Samsul berharap wisata Kedok Ombo semakin berkembang dan banyak dikunjungi wisatawan.

“Dengan pembuatan website ini benar-benar baru buat kami. Awalnya Kedok Imbo saat didirikan, kami belum terpikir untuk membuat website sebagai sarana marketing. Dengan adanya website sebagai saran pengintegrasian informasi di Kedok mbo kami mengharap akan memudahkan Langkah pemasaran Desa Wisata kami,” harap Samsul.(der)