Donasi Sayur, Cara Unik Relawan Kampung Ekologi Temas Isi Kemerdekaan

Penyaluran donasi sayur organik kepada warga membutuhkan. (Istimewa)

MALANGVOICE – Donasi sayur, cara unik yang dipilih relawan Kampung Ekologi Temas Kota Batu, merayakan HUT ke-17 Kemerdekaan Republik Indonesia. Total ada 72 paket donasi berisi sayur organik yang diserahkan warga yang membutuhkan. Jumlah paket juga melambangkan perayaan Kemerdekaan tahun ini.

Muhammad Wafiq, Relawan Kampung Ekologi Temas juga penggagas Petani Berdasi mengatakan, 72 paket donasi dihimpun dari penggalangan dana yang dibuka sejak 7 Agustus silam melalui kitabisa.com. Dana yang terkumpul 93 persen dari target yang dipatok Rp 3.350.000, atau terkumpul Rp 3.130.099. Sejumlah uang penggalangan dana lantas diwujudkan dalam 72 paket donasi.

“Masing-masing dibagi tiga kategori. Diantaranya 17 paket untuk warga pra sejahtera di Kampung Ekologi Temas. 20 paket untuk warga penderita diabetes di Kecamatan Dau Kabupaten Malang dan 35 paket untuk warga pra sejahtera di kawasan Kota Malang,” jelas Wafiq.

Wafiq menambahkan, dipilihnya paket donasi berupa sayur organik bukan tanpa alasan. Berdasarkan hasil riset dan survei, ditemukan fakta bahwa Malang Raya merupakan daerah nomor dua penderita penyakit Diabetes Mellitus terbanyak di Jawa Timur. Diabetes Melitus (DM) atau disebut diabetes saja merupakan penyakit gangguan metabolik menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin. Makanan yang baik untuk penderita diabetes ialah sayur, khususnya sayur organik.

“Sehingga, pada momen 17 Agustus tahun ini, Kampung Ekologi berniat untuk melakukan #DonasiSayur dengan memberikan Kado Kemerdekaan berupa paket Sayur Organik. Namun karena kondisi ekonomi yang terbatas, maka kamu butuh bantuan orang baik untuk menjalankan paket #DonasiSayur,” sambung mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya ini.

Kampung Ekologi, masih kata Wafiq, merupakan sebuah daerah di Kelurahan Temas Kota Batu yang memiliki beragam potensi, termasuk pertanian organik yang telah tersertifikasi organic dari Lesos. Hingga saat ini, konsumen yang membeli produk sayur organik hanya kalangan menengah ke atas yang peduli pada kesehatannya. Padahal sehat merupakan hak semua orang, tanpa terkecuali.

“Seharusnya warga Kampung Ekologi mengonsumsi sayuran sehat yang mereka tanam. Tapi dikarenakan keterbatasan ekonomi, sehingga warga memilih menjual sayur organiknya dan mengonsumsi sayur biasa yang kurang menyehatkan,” tukasnya.


Reporter: Aziz Ramadani
Editor: Deny Rahmawan
Publisher: Yuliani Eka Indriastuti