Dokter Sebut Ada Faktor Lain Penyebab Artimunah Diduga “Sekap” Empat Anaknya

Bupati Malang, HM Sanusi, saat menjenguk Titin Yuniarsih (42)​ dan Anis Mufidah (36) di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lawang. (Istimewa)
Bupati Malang, HM Sanusi, saat menjenguk Titin Yuniarsih (42)​ dan Anis Mufidah (36) di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lawang. (Istimewa)

MALANGVOICE – Drama lararangan tidak keluar rumah yang dilakukan keluarga Artimunah (62)​ warga Desa Banjarejo Pakis, hingga diduga penyekapan sempat bikin geger. Artimunah bahkan mengurung empat anaknya sendiri dengan waktu lama.

Direktur RSJ Lawang​ dr. Siti Khalimah, Sp.KJ menerangkan, berdasarkan hasil pemeriksaan kepada Artimunah dan empat anak perempuannya, bahwa tindakan yang dilakukan Artimunah adalah bukan penyekapan. Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi kondisi kejiwaan Artimunah dan anaknya sehingga enggan keluar dari rumah.​

“Mereka ketakutan merasa khawatir khas gejala gangguan jiwa yang lain. Memang kami belum menentukan diagnosis. Karena pada saat wawancara, pasien mengungkapkan apa yang dia rasakan. Tapi, kami masih menunggu hasil lengkap pemeriksaan. Hasilnya belum selesai jadi belum lakukan tindakan,” ucapnya.

Akan tetapi, lanjut Siti, pihaknya telah melakukan pemeriksaan yang membuat kedua anak Artimunah yaitu Titin Yuniarsih (42)​ dan Anis Mufidah (36) masih mendapat penanganan medis​ dan observasi.

“Untuk penyebabnya, kami belum sampai kesitu.​ Kami​ masih observasi.​ Bukan karena disekap oleh orangtuanya, tapi mungkin ada ketidaktahuan, kemudian juga mungkin stigma masyarakat. Kami juga dapat informasi 10 tahun lalu ayahnya sudah meninggal,” ulasannya.

Sementara itu, Ketua Komite Medik, RSJ Lawang, dr. Alexandra​ Sp.KJ menjelaskan, pihaknya belum bisa memastikan​ apa ada pengaruh eksternal sebuah doktrin, yang disematkan kepada Artimunah dan anak-anaknya.

“Kami belum melihat ke arah itu. Diwawancara pun tidak muncul ke arah itu,” katanya.

Namun, lanjut Alexandra, diduga ada sebuah keyakinan yang diyakini Artimunah​ dan anak-anaknya. Keyakinan tersebut membuat anak Artimunah tidak keluar rumah.​

“Sepertinya ada keyakinan yang mengharuskan agar tidak keluar rumah. Memang itu keyakinan mereka, kami baca saat wawancara. Tapi keyakinan itu tidak sesuai dengan kenyataan ya. Namun, mereka sangat menyakini sekali,” terangnya.

Yang jelas, tambah Alexandra, mereka memiliki gelaja gangguan jiwa, namun istilah medisnya, pihaknya masih​ belum dapat menentukan.

“Itu gejala gangguannya yang tampak. Istilah medisnya kami belum menentukan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Artimunah dan keempat anak kandungnya yang masing-masing bernama​ Asminiwati (45),​ Titin Yuliarsih (42),​ Virnawati (40) dan Anis​ Mufidah (36) sempat mendapat penanganan saat Muspika Pakis, mengevakuasi Artimunah​ dan anaknya ke Rumah Sakit Jiwa, Lawang.

Namun kemarin, Artimunah dan kedua anaknya, sedangkan untuk dua anak lainnya yaitu Titin Yuliarsih, anak nomor 1, dan Anis​ Mufidah anak nomor 4, masih mendapat penanganan medis di ruang IPCU RSJ Lawang. (Der/Ulm)