Dokter Pratiwi Dapat Tempat Baru dan Praktik Mulai Lusa

MALANGVOICE – Dokter Yosephine Pratiwi merencanakan pindah tempat praktik lebih luas minggu depan agar tidak menimbulkan kerumunan.

Sebelumnya Pratuwi praktik di Apotek Kondang Waras di Jalan Raya Takeran, No.50 kav 6, Dusun Krajan, Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso.

Keberhasilan Pratiwi menyembuhkan pasien Covid-19 dengan metode uap mendorong masyarakat berbondong-bondong datang berobat sehingga menimbulkan kerumunan.

Faktor kerumunan itulah yang menjadi alasan Pratiwi menutup sementara tempat praktiknya dan pindah ke tempat yang luas.

“Karena timbulkan kerumunan, saya putuskan pindah praktik di tempat yang lebih luas, bekas gudang, di depan El Hotel,” ucapnya, saat dihubungi Mvoice, Jumat (6/8).

Wanita yang akrab disapa Tiwi ini menjelaskan, di tempat baru tersebut, khusus digunakan untuk praktik penanganan pasien Covid-19. Rencananya mulai beroperasi pada Senin (9/8) lusa.

“Untuk pasien Covid itu bakal di gedung pendidikan vokasi UMM Malang depan eL Hotel Karangploso, mulai Senin jam 7-10 pagi,” jelasnya.

Meski demikian, kata Pratiwi, di tempat lama (Apotek Kondang Waras) tetap buka, tapi untuk pasien non-Covid, mulai pukul 17.00-19.00

Baca juga: Tempat Praktik Dokter Pratiwi Karangploso Tutup Sementara, ternyata Ini Penyebabnya

Politisi Kabupaten Malang Apresiasi Penyembuhan Metode Uap dr Y Pratiwi Perangi Covid-19

Pratiwi menjelaskan, tempat baru sekitar 1 Km arah timur dari tempat lama tersebut didapat berkat jasa Camat Karangploso, dan Kepala Desa Ngijo.

Juga Rektor Universitas Muhammadiyah Malang, Dr Fauzan dan Wakil Bupati Malang, Didik Gatot Subroto yang bersusah payah mencarikan tempat lebih luas untuk penanganan pasien Covid-19.

“Tempat itu didapat pada Ahad (1/8) lalu, sekitar jam 1 siang. Saat ini proses persiapan. Tempatnya luas, bisa menampung ratusan pasien. Itu tempat milik UMM. Saya dipinjami, kayake gratis, tanpa sewa,” terangnya.

Pratiwi berharap, dengan tempat praktik baru ini, dapat memberikan pertolongan maksimal kepada masyarakat yang terpapar Covid-19.

Apalagi, di sekitar tempat tersebut, banyak orang yang pernah terpapar Covid-19 dan sembuh dengan terapi uap ini.

“Di lingkungan sekitar sini (Tempat praktik baru) banyak pasien saya yang sudah sembuh dari Covid-19. Mereka mendukung saya buka di sini,” ulasnya.

Dalam memberikan pengobatan, Pratiwi tidak memandang kaya miskin pasien, namun memandang beratnya penyakit Covid-19 yang diderita pasien.

“Di awal pandemi ini, saya awalnya melakukan pengobatan pada pasien yang Isoman dan tidak memandang orang bawa duit apa tidak,” katanya.

“Yang saya pandang beratnya penyakit pasien itu. Meski tidak membayar juga gak masalah, yang penting sembuh,” tukasnya.(end)

Berita Terkini

Arikel Terkait