Disiplin Positif pada Anak, Seperti Apa?

Tari Sandjojo (anja)
Tari Sandjojo (anja)

MALANGVOICE – Banyak orangtua masih bingung bagaimana menerapkan disiplin pada anak. Ada yang mrnggunakan cara kekerasan, ada juga yang selalu menuruti apapun keinginan anak. Akibatnya si anak menjadi ‘raja kecil’ yang susah diatur.

Menurut Direktor Akademik Rumah Main Cikal, Tari Sandjojo, disiplin lebih merupakan suatu proses melalui arahan positif dan koreksi negatif. Anak diajarkan untuk berperilaku sesuai dengan aturan dan nilai keluarga. Disiplin positif adalah 90 persen arahan positif dan 10 persen koreksi.

“Disiplin positif bukan hanya menghentikan perilaku yang salah, tapi juga mengembangkan perilaku positif yang bertahan dalam jangka panjang. Bukan kemampuan untuk patuh, tapi kemampuan mengelola diri terhadap godaan atau kesulitan,” papar dia kepada MVoice.

Disiplin positif harus dibangun sejak dini melalui proses pembiasaan. Efektif atau tidaknya disiplin tergantung pada hubungan orangtua dengan anak. Jika ingin disiplin berjalan dengan lancar, maka pastikan ada hubungan yang dekat dengan anak.

Fokuslah pada arahan, bukan pada koreksi. Fokus pada rewards daripada hukuman. Semakin menyenangkan hubungan anak dengan orangtua, maka anak akan semakin ingin bekerja sama dengan orangtua.

Rewards yang dimaksud di sini bukanlah hadiah berupa barang, melainkan mendapatkan perhatian, penerimaan, persetujuan, pujian, apresiasi / penghargaan, afeksi / kasih sayang dari orangtua