Disdikbud Kota Malang Lestarikan Budaya dengan Beksan Sandiwara Virtual

Zubaidah
Kepala Disdikbud Kota Malang Zubaidah saat memberikan sambutan saat membuka Event Malang Culture Beksan Sandiwara Virtual di Taman Krida Budaya Kota Malang. (MalangVoice)

MALANGVOICE – Event Malang Culture bertajuk Beksan Sandiwara Virtual sukses digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang.

Cerita rakyat dari Dinoyo dan Polowijen dengan tokoh Joko Lulo dan Ken Dedes yang ditayangkan secara live di kanal YouTube P&K Tv Kota Malang ini pun sudah memasuki episode ke enam.

Dalam episode ke enamnya tersebut digelar secara langsung di Taman Krida Budaya Kota Malang, Selasa (18/8/2020) siang. Wali Kota Malang Sutiaji, Ketua Komisi D DPRD Kota Malang Ahmad Wanedi serta beberapa perwakilan kepala sekolah di Kota Malang turut hadir dalam pagelaran budaya tersebut.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Malang, Zubaidah mengatakan digelarnya event Malang Culture bertajuk Beksan Sandiwara Virtual ini merupakan bentuk pelestarian budaya. Sehingga perlu dilindungi, dikelola dengan baik serta diperkuat dengan beragam kegiatan yang untuk tetap melestarikannya.

Dia menyebutkan Kota Malang mempunyai keberagaman warisan budaya. Kebudayaan itupun dikatakannya turun temurun diwariskan dengan tertuang dalam berbagai aspek kehidupan masyarakatnya yaitu hadirnya beragam kesenian kebudayaan.

Salah satunya, kata Zubaidah, pagelaran Malang Culture bertajuk Beksan Sandiwara Virtual yang mengambil tema cerita rakyat Dinoyo dan Polowijen dengan lakonnya Joko Lulo dan Ken Dedes. Ditayangkan mulai Juli hingga Agustus secara live di P&K TV Kota Malang.

Di episode ke enam ini, dia menyampaikan judulnya “Ojo Ngomong Waton, Ngomongo Nganggo Waton”. Dia menjelaskan bahwa dengan diangkatnya judul tersebut diharapkan bisa memberikan pelajaran bahwa “jangan sekali-sekali asal bicara, tetapi bicaralah sesuai sumber dan fakta yang benar”.

”Nah, inilah (Ojo Ngomong Waton, Ngomongo Nganggo Waton) yang sebenarnya juga perlu kita budayakan dan lestarikan. Artinya bahwa kepada siapapun saja kita berbicara harus sesuai dengan sumber dan fakta yang benar,” ungkapnya.

Dia menambahkan bahwa dalam episode ke enam ini juga melibatkan beberapa kesenian lain dari beberapa Paguyuban Peminat Seni Tradisi (PPST) di Kota Malang. Disebutkannya seperti dari SDN Purwantoro 2, SMPN 18, PPST SMAN 10, Sanggar Ngalambekso, Sanggar Putra Manggala, Sanggar Kudo Maruto, Dewan Kesenian Malang serta Duta Budaya dan Museum.(der)