Disbudpar Jatim Support Desainer Muda di Ajang YMFS 2022

Ajang YMFS 2022, (Bagus/Mvoice).

MALANGVOICE – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Jawa Timur (Jatim) memberikan support atau dukungan kepada para desainer di Kota Malang.

Dukungan tersebut diberikan sebagai bentuk nyata Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim dalam membangkitkan ekonomi di Industri kreatif berbagai wilayah, salah satunya Kota Malang.

Wujud dukungan itu diberikan lewat, Ajang Youth Moslem Fashion Style (YMFS) 2022, bertempat di Taman Krida Budaya (TKB), Jalan Soekarno-Hatta (Suhat), Kota Malang.

Berbagai desainer muda dengan usia di bawah 40 tahun juga hadir dan berlomba-lomba menunjukkan hasil bakatnya pada Sabtu (5/3) malam kemarin.

Menurut Kadisbudpar Jatim, Sinarto, ajang fashion ini merupakan salah satu peluang bisnis yang cukup baik. Ia pun menilai Kota Malang sendiri juga memiliki banyak potensi di bidang fashion.

“Saya meneruskan pikiran bu Gubernur Jatim (Khofifah Indar Parawansa), ada satu peluang bisnis di bidang ini (fashion) dan di Jawa Timur, termasuk Kota Malang ini punya banyak potensi,” ujarnya.

Kegiatan yang digelar secara Hybrid tersebut, dihadiri sekitar 100 pecinta fashion termasuk desainer ternama di Kota Malang.

Disbudpar Jawa Timur, Sinarto saat berada di ajang YMFS 2022, (Bagus/Mvoice).

Dalam kesempatan itu pelajar SMA, SMK hingga perguruan Tinggi turut serta memamerkan berbagai hasil karya dalam ajang YMFS 2022 itu.

“Maka ini yang saya kira Jawa Timur memfasilitasi teman-teman yang bekerja di bidang desainer untuk mengekspresikan produk-produk yang bisa masuk ke pasar,” ungkapnya.

Sinarto pun menyampaikan, karena kegiatan tersebut digelar secara Hybrid, tidak menutup kemungkinan bisa membuat karya desainer-desainer itu bisa dilirik pasar internasional.

Seperti halnya, di tahun 2021 lalu Pemprov Jatim menggelar East Java Fashion Harmoni yang telah dilirik duta besar negara lain untuk melirik produk-produk terbaik anak bangsa.

“Yang jadi tujuan kita masuk dalam ruang pasar global, regional dan yang ada di sekitar (lokal). Itu kita coba masuki sebagai peluang ekosistem,” katanya.

Sementara itu, Desainer profesional Kota Malang, Agoeng Soedir Poetra menyebut salah satu pelaku tren dunia fashion adalah anak muda.

Pada kesempatan itu, Agoeng juga menambahkan jika pemilihan tema muslim dipilih karena Indonesia menjadi pusat model dunia dengan mayoritas penduduk muslim.

“Tren muslim dunia itu ada di Indonesia. Ini lah mengapa kita memilih tema muslim dan mengangkat para desainer muda, khususnya di Kota Malang,” tandasnya.(der)