Dinkes Kota Batu Siap Lakukan Vaksinasi, Tinggal Tunggu Distribusi

Simulasi Vaksinasi di RS Baptis (Aan)

MALANGVOICE – Pada tahap pertama vaksinasi, Kota Batu akan memiliki 76 tenaga vaksinator yang telah terverifikasi. Seiring berjalannya waktu jumlah itu akan terus ditingkatkan untuk menunjang layanan vaksinasi di Kota Batu di sembilan fasilitas kesehatan.

Sembilan faskes yang ditunjuk sebagai penyedia layanan vaksinasi di antaranya RS Karsa Husada, RS Hasta Brata, RS Etty Asharto, dan RS Baptis. Serta lima puskesmas di Kota Batu. Dijadwalkan vaksinasi di Kota Batu akan dilakukan pada Februari nanti.

Kepala Dinkes Kota Batu, Kartika Trisulandari mengatakan, pihaknya juga menyiapkan tim Komisariat Daerah Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (Komda KIPI). Komda KIPI terdiri dari dokter spesialis untuk menangani keluhan kejadian pasca imunisasi.

Ia juga menjelaskan, dalam setiap vaksinasi tak jarang bisa menimbulkan efek samping. Yang biasanya disebut dengan KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi). “Jadi setiap ada sesuatu yang dimasukkan ke dalam tubuh kita. Terkadang bisa menimbulkan reaksi-reaksi tertentu dari setiap individu yang berbeda,” ungkapnya.

Untuk kejadian KIPI yang paling banyak timbul ini contohnya seperti demam, kemudian juga terjadi pembengkakan di sekitar area penyuntikan. Namun untuk jenis vaksin yang digunakan ini, berdasarkan uji klinis tahap tiga beberapa waktu lalu. Tidak ada laporan efek samping yang berat.

“Untuk meningkatkan keamanan, di Kota Batu juga telah membentuk Kopda (Komisariat Daerah) untuk penanganan KIPI. Berisi dokter-dokter spesialis. Yang akan menangani pasien-pasien jika setelah dilakukan vaksinasi mengalami kejadian yang tak diinginkan,” papar dia.

Ia berharap, di Kota Batu tak ada yang melakukan penolakan terhadap program vaksinasi ini. Karena program itu adalah program dari pemerintah. Yang mana harus dipatuhi, demi kebaikan bersama.

Prioritas utama dalam program vaksinasi ini adalah masyarakat yang berusia 18-59 tahun. Seperti yang dijelaskan oleh Kartika pemilihan usia itu berdasarkan range usia yang merupakan memiliki jumlah populasi terbesar.

“Dengan dilakukannya vaksinasi pada komunitas sebesar itu. Kami berharap kekebalan tubuh bisa terbentuk. Sehingga bisa saling melindungi antar setiap kelompok,” katanya.

Diketahui untuk program vaksinasi pada Februari nanti, Kota Batu mendapat 1680 ampul vaksin. Pemberian vaksin akan dilakukan dua kali dengan interval waktu 14 hari dari penyuntikan pertama. Sebanyak 1662 ampul vaksin dibagikan kepada 840 nakes. Sedangkan 10 ampul vaksin diberikan kepada lima pejabat forkompimda.

Menyambut pelaksanaan vaksinasi, terlebih dulu dilakukan simulasi yang digelar di Rumah Sakit Baptis Kota Batu pada Rabu lalu (13/01). Simulasi ini untuk memastikan kesiapan di Kota Batu.

Dalam pelaksanaan vaksinasi, BPJS Kesehatan diberi amanat untuk melakukan pendataan penerima vaksin melalui aplikasi P-Care (Primary Care). Pendataan itu meliputi daftar penerima, skrining hingga penerbitan kartu vaksin.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Komisariat Kota Batu, dr Susana Indahwati menjelaskan alur dari vaksinasi Covid-19. Tahap pertama, penerima vaksin harus melakukan registrasi.

“Sebelum melakukan vaksinasi. Teman-teman dan masyarakat akan mendapatkan SMS dari KPC PEN. Setelah mendapat SMS itu, selanjutnya diwajibkan untuk menunjukkan SMS itu sebagai e-ticket vaksinasi,” ujarnya.

Diwajibkannya menunjukkan SMS itu bertujuan agar petugas dapat memastikan. Apakah orang tersebut benar-benar terdata dalam sasaran vaksinasi. Setelah registrasi, kemudian dilanjutkan menuju proses screening.

“Disitu masyarakat akan dilihat kondisi kesehatannya apakah bisa dilakukan vaksinasi atau tidak. Setelah screening selanjutnya diarahkan langsung pada tahap imunisasi,” jelas Susan.

Pada tahap itu, kata dia, akan dilakukan pemantauan suhu vaksin. Jadi vaksin yang akan diberikan adalah vaksin yang betul dan telah memenuhi standar suhu. Yang telah disyaratkan, yakni bersuhu sekitar 2-8 derajat. “Setelah dari tahap imunisasi, selanjutnya masyarakat yang sudah dilakukan vaksinasi akan diarahkan ke meja 4 atau di area 4,” jelasnya.

Di lokasi itu pasien akan dilakukan monitoring dan observasi selama 30 menit. Hal itu bertujuan untuk melihat apakah akan timbul efek samping atau tidak pasca dilakukan vaksinasi.

“Sementara itu untuk satu kali pelayanan vaksinasi akan memakan waktu kurang lebih 40 sampai 45 menit. Ini karena proses monitoringnya saja telah memakan waktu 30 menit,” terang dia.(der)