MALANGVOICE – Sejumlah 450 siswa – dan 23 guru SDN Arjowinangun 2 selamat dari bencana gempa bumi, Jumat (22/2). Berkat kesiapsiagaan dan tanggap bencana, tidak ada satupun yang alami luka maupun korban jiwa.
Saat gempa melanda, ratusan siswa yang sedang disibukkan belajar di dalam kelas masing-masing langsung menyelamatkan diri ke tempat terbuka. Agar aman dari runtuhan material bangunan, mereka sigap melindungi bagian kepalanya dengan tas sekolah masing-masing.
Bencana gempa yang dimaksud bukan sebenarnya terjadi. Melainkan ini merupakan kegiatan simulasi oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Malang. Terutama membentukan Sekolah Madrasah Aman Bencana (SMAB). Selain merupakan program utama pemerintah, juga sebagai bentuk komitmen dan kepedulian BPBD terhadap pendidikan kebencanaan kepada siswa didik usia dini.
Pengetahuan kebencanaan perlu untuk disampaikan sejak dini mengingat potensi kerawanan di Kota Malang yang cukup tinggi, seperti gempa bumi, kebakaran, tanah longsor dan juga angin
kencang.
Sekretaris BPBD Kota Malang, Tri Oky Rudianto mengatakan, melihat potensi bencana ini maka perlu ditanamkan pendidikan kebencanaan kepada masyarakat, termasuk siswa – siswi.
“Budaya siaga bencana dan budaya aman di sekolah harus dibangun. Caranya melalui peningkatan kapasitas institusi sekolah beserta warga sekolah,“ kata Oky, Jumat (22/2).
Selain menyebarkan edukasi kebencanaan kepada sekolah-sekolah, lanjut Oky, BPBD juga telah memfasilitasi pembentukan SMAB lebih dari 10 sekolah.
“Saya sangat mengapresiasi SDN Arjowinangun 2 dan sekolah lain yang bersedia memberi tempat dan waktu guna sosialisasi ini,” imbuhnya.
Pihak sekolah merespon positif agenda tersebut. Penting adanya formulasi dan sosialisasi bencana. Tujuannya menambah pengetahuan dan pengalaman, khususnya untuk mengurangi risiko bencana. Pemahaman harus diberikan sejak dini dan terus-menerus. (Der/Ulm)