MALANGVOICE – Ada pemandangan menarik di halaman Balai Kota Malang, Senin (1/4). Di antara puluhan karangan ucapan HUT ke-105, terselip dua karung berisi pasir.
Karung itu pun dibubuhi ucapan ‘kado spesial dari warga Malang’ dan ‘selamat ulang tahun ke-105 Kota Malang. Tidak diketahui jelas siapa yang pertama kali meletakkan karung tersebut di pagar Balai Kota Malang. Kuat dugaan hal itu sebagai aksi protes akibat kondisi infrastruktur jalan yang rusak.
Namun, mengetahui hal itu, Wali Kota Malang Sutiaji tidak ambil pusing. Ia bahkan menyampaikan terima kasih. Kembali ditegaskannya, bahwa perkara jalan rusak tidak serta merta dapat ditangani segera. Sebab ada aturan hukumnya yang tidak dapat dilanggar. Hal ini pun sudah dikonsultasikannya dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Ketika saya lakukan itu (pembenahan jalan) yang masuk penjara ya saya, karena bukan termasuk diskresi (kebebasan mengambil keputusan sendiri dalam situasi yang dihadapi),” jelas Sutiaji ditemui awak media usai melantik direksi PDAM Kota Malang.
Namun, lanjut Sutiaji, bukan berarti pihaknya tinggal diam atas kondisi tersebut. Ia menegaskan akan terus melakukan evaluasi terhadap pengerjaan infrastruktur jalan.
“Kamis ini saya undang semua perguruan tinggi fakultas teknik dan hukum. Bagaimana urusan aspal ini, satu dua tahun kok sudah rusak, model pengaspalan itu bagaimana,” sambung dia.
“Insya Allah tahun ini sudah beres semua. Karena perkara jalan rusak itu bukan hanya kualitas aspal, drainase juga menjadi satu kesatuan,” imbuh politisi Demokrat ini.
Disinggung tentang usulan DPRD tentang pemanfaatan jenis aspal karet, Sutiaji menjawab diplomatis.
“Ya nanti saya konsultasikan dulu ke ahlinya ya, Mas,” tutupnya. (Der/Ulm)