Digelar Satu Bulan, BCF Tonggak Geliatkan Pariwisata Kota Batu

Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko ikut menari bersama saat membuka event Batu Culture Festival (BCF) di Sendra Tari Arjuna Wiwaha. (Pemkot Batu/Malangvoice)

MALANGVOICE — Festival Kebudayaan Kota Batu menjadi tonggak menggeliatkan pariwisata yang sebelumnya mati suri terdampak pandemi. Kegiatan yang digelar di Sendra Tari Arjuna Wiwaha ini digagas Dinas Pariwisata (Disparta) Kota Batu.

Event ini digelar selama satu bulan penuh. Berbagai pertunjukkan seni tradisi akan dipentaskan. Semacam jaranan, bantengan, tari sanduk, obyokan reog hingga rampak barong. Rangkaian kegiatan yang digelar selanjutnya yakni sarasehan budaya serta pameran seni rupa.

Bukan hanya itu saja, selanjutnya Festival Kebudayaan Kota Batu akan diisi dengan kompetisi karya sastra Macapat. Lalu di penghujung kegiatan pada 28 Juni nanti ditutup dengan primary event Batu Culture Festival (BCF) bertempat di Sendra Tari Arjuna Wiwaha.

Batu Culture Festival (BCF). (Istimewa)

“Ada keinginan besar, tempat ini, Sendra Tari Arjuna Wiwaha menjadi ruang kreatif pelaku seni dan budaya Kota Batu. Sehingga tempat ini muncul sebagai destinasi budaya,” kata Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko saat membuka event Festival Kebudayaan Kota Batu, Rabu (8/6).

Dewanti menuturkan, Kota Batu ibarat serpihan surga dengan menawarkan pemandangan alam yang indah disertai pula udara yang sejuk. Daya tarik inilah yang mengundang wisatawan berkunjung ke Kota Batu. Sehingga pariwisata menjadi nafas menggerakkan pertumbuhan ekonomi.

“Sekarang tinggal memikirkan bagaimana wisatawan mancanegara bisa datang ke sendra tari. Penontonnya jangan monoton itu-itu saja. Maka itu, bikin pertunjukkan berkualitas dan promosinya juga harus masif melibatkan seluruh lini, baik antar OPD, pelaku wisata hingga pemandu wisata,” papar dia.

Bersamaan dengan Festival Kebudayaan Kota Batu, Disparta juga memberikan insentif kepada para juru kunci punden. Selain itu menyuguhkan sebuah konsep paket wisata tematik. Gagasan ini dicetuskan di Batu Tourism Mall (BTM) dan nantinya dikerjakan secara kolaboratif oleh pegiat-pegiat pariwisata.

Kepala Disparta Kota Batu, Arief As Siddiq. (Pemkot Batu/Malangvoice)

Kepala Disparta Kota Batu, Arief As Siddiq mengatakan, Kota Batu memiliki banyak potensi daya tarik. Namun, dari segi promosi dan pemasaran masih berjalan parsial. Sehingga butuh sebuah langkah integratif meningkatkan layanan pariwisata agar optimal.

“Selama ini belum ada format yang efektif. Melalui paket wisata ini, wisatawan tidak lagi kesulitan menentukan tujuan wisata. Wisatawan bisa memilih paket wisata hanya dengan mengakses aplikasi Sip Banget (sistem informasi pariwisata dan pengembangan ekonomi kreatif),” papar Arief.

Penyelenggaraan Festival Kebudayaan Kota Batu tersebut, berjalan linear dalam upaya menawarkan beragam potensi daya tarik wisata. Sehingga Disparta memberikan fasilitas, khususnya pertunjukkan seni tradisi untuk memantapkan Kota Batu sebagai destinasi wisata berbasis budaya.

“Event ini digelar penuh sebulan. Tahun ini menjadi penanda awal. Kemudian akan digelar rutin tahun-tahun berikutnya setiap Juni. Bisa dikatakan, bulan Juni ‘lebarannya’ seniman dan pelaku budaya Kota Batu,” tandasnya.(der)