Didemo Mahasiswa Soal Kebijakan, Pejabat Rektorat UMM Tawarkan Mediasi

Pejabat rektorat UMM menemui mahasiswa yang berdemo. (Anja a)
Pejabat rektorat UMM menemui mahasiswa yang berdemo. (Anja a)

MALANGVOICE – Sekelompok mahasiswa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Bersatu berdemo di depan Gedung Student Center (SC), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Senin (19/3). Mahasiswa ini menuntut agar UMM tidak menaikkan biaya SPP, DPP, Kuliah Kerja Nyata, membubarkan proram Pekan Karya Ilmiah dan menuntut transparasi di kampus.

Pejabat rektorat UMM, akhirnya datang menemui mahasiswa. Kedua belah pihak akhirnya duduk di atas aspal dan membicarakan pokok permasalahan. Rektor UMM, Fauzan menerangkan, soal biaya SPP tidak bisa semerta-merta diturunkan begitu saja karena kampus juga mengikuti kebijakan dari pusat. Fauzan menuturkan, jika memang mahasiswa merasa keberatan, maka dipersilahkan mengajukan penundaan pembayaran.

Baca Juga: VIDEO: Demo UMM: SPP Naik, Mahasiswa Semakin Melarat!

Menanggapi tuntutan mahasiswa yang merasa ada paksaan dari kampus untuk penulisan karya ilmiah dalam program PKM, Fauzan membeberkan, bahwa menulis adalah kewajiban mahasiswa. Program PKM bertujuan untuk menyalurkan ide dan gagasan untuk kepentingan masyarakat. Jikalau mahasiswa merasa dipaksa, maka itu pola pikir yang keliru.

“UMM ini sedang membangun budaya menulis ilmiah. Ya wajar kalau dipaksa. Sama kalau dulu kalian belajar ngaji, itu kan juga dipaksa dulu. Semuanya ini untuk kepentingan mahasiswa agar sukses dan kampus juga punya daya saing,” ujar Fauzan.

Soal harga SPP, DPP, dan biaya KKN, Fauzan tidak bisa menjawab secara gamblang karena berkaitan dengan kebijakan dari pusat. Selanjutnya, Rektorat akan mempersilahkan mahadisiswa untuk melakukan mediasi mencari solusi permasalahan.

“Jangan sampai merugikan kedua belah pihak. Ini bukan soal kalah menang, tapi untuk cari jalan tengah,” tandasnya lagi.(Der/Ak)